Download presentation
Presentation is loading. Please wait.
1
TEOLOGI PL 2
2
BAB II KESALEHAN Dalam Perjanjian Lama, kesalehan merupakan tanggapan hati terhadap penyingkapan diri Allah. Perlu diperhatikan bahwa tanggapan tersebut sifatnya aktif, karena meliputi seluruh hidupnya. Ada beberapa unsur yang telibat dalam penyingkapan diri Allah dalam diri orang percaya di Perjanjian Lama
3
A. Takut akan Tuhan Tanggapan pertama terhadap suatu penyingkapan adalah ketakutan. Hal tersebut dapat terlihat dalam reaksi bangsa Israel ketika menghadapi kehadiran Tuhan (Kel. 20:18). Ketakutan orang Ibrani berbeda dengan ketakutan dalam agama-agama kafir, yang selalu takut kepada roh-roh yang harus mereka berusaha tenangkan. Ketakutan Israel akan Tuhan adalah kesadaran yang penuh kekaguman bahwa Allah yang kudus telah berkenan menoleh kepada mereka serta memilih mereka menjadi umat-Nya. Oleh karena itulah mereka harus hidup dalam rasa takut, namun ketakutan itu menuntun kepada keyakinan dan kepercayaan, dan bukan kepada ketidakpastian yang mematahkan semangat. Pada suatu kali kelak Allah akan menaruh rasa takut akan Tuhan dalam hati uamt-Nya, sehingga meraka tidak akan lagi berbalik daripada- Nya.
4
B. Iman kepada Tuhan Dalam Perjanjian Lama, percaya menyiratkan pengetahuan dan pemahaman tentang Tuhan. Namun pengetahuan ini bukan sekedar pengetahuan teoritis, melainkan suatu keadaan praktis yang berdasarkan pengalaman. Kesadaran akan siapa Allah itu kemudian akan menuntun seseorang untuk secara sukarela menyerahkan diri sepenuhnya untuk dipimpin Tuhan. Dengan demikian, dalam iman tersebut tersirat gagasan ketaatan.
5
C. Mengasihi Allah Kasih kepada Allah merupakan suatu kekuatan batin yang berpaut kepada Allah secara pribadi sehingga dengan sendirinya menghasilkan kehidupan yang setia dan penuh penyerahan. Gambaran yang paling agung dari hubungan semacam ini terdapat dalam kehidupan Nabi Hosea, yaitu hubungan kasih antara suami istri. Tanggapan yang penuh kasih merupakan satu-satunya hubungan yang memadai terhadap kesetiaan Allah kepada manusia (bd. Ul. 7:9). Kasih juga dapat disejajarkan dengan melayani Dia dan mengikuti segala perintah-Nya (Ul. 11:13, 22). Hukum Taurat adalah menjadi sarana bagi pengungkapan kasih kepada Allah (Ul. 13:3, 4). Kasih kepada Allah merupakan tanggapan terhadap kasih-Nya yang terlebih dahulu memilih Israel. Tanggapan tersebut bukan sekedar pengakuan atau persetujuan semata. Berikut ini beberapa ungkapan khas dari kesalehan dalam Perjanjian Lama:
6
1. Memuji Tuhan Kepercayaan dan keyakinan orang Israel kepada Tuhan membawa kepada perasaan sukacita yang luar biasa sehingga seakan-akan meliputi seluruh penyembahan dalam Perjanjian Lama. Gagasan memuji (hillel atau yadah) berkaitan dengan hal mengeluarkan suara atau membuat gerak-isyarat tertentu, atau dengan bermain dan bernyanyi. Memuji berkaitan dengan menceritakan kembali dengan sukacita perbuatan anugerah Allah sebagai ungkapan rasa syukur si penyembah (bd. Kel. 15; Ul. 26:5-9). Kesadaran dan kenangan akan kebaikan Tuhan itulah yang memberikan kegembiraan yang khas pada penyembahan Ibrani. Pujian itu sering kali begitu menggembirakan sehingga digambarkan sebagai kegiatan yang ramai sekali, seperti adanya tari-tarian (Mzm. 150:4), diiringi alat-alat musik (Mzm. 108:3), bernyanyi dan bersorak-sorai (Mzm. 33:3; 27:6).
7
2. Doa Kesadaran bahwa kita dapat menghampiri Tuhan adalah bersumber pada hubungan pribadi yang sangat mendalam antara Tuhan dan umat-Nya. Dalam Perjanjian Lama, kata kerjahitpallel (“berdoa”) selalu dengan subjek manusia dengan sasaran doa adalah Tuhan. Dengan berani manusia memohon kepada Tuhan dalam bentuk imperatif (“dengarlah…!”) atau lebih halus (“kiranya Engkau mendengar…!”). Doa bukanlah merupakan komunikasi satu arah dari manusia, melainkan lebih bersifat merespon firman dan tindakan Tuhan. Bentuk doa bisa puji-pujian maupun ratapan. Kalau Tuhan mendengar seruan minta tolong manusia dan melepaskannya, mengalirlah pujian. Tetapi, bila doa tidak dijawab-jawab, merataplah manusia. Alkitab memandang manusia sebagai kesatuan tubuh-jiwa yang tak terpisahkan. Dengan demikian, doa seharusnya adalah merupakan kombinasi antara sikap hati dan tubuh. Sikap rendah hati dalam berdoa sebaiknya terungkap dalam sikap tubuh, karena bagi manusia doa menyangkut hati sekaligus tubuh.
8
3. Memuliakan Tuhan Gagasan alkitabiah tentang kemuliaan menyangkut bobot dan kelayakan. Memuliakan Tuhan dalam pengertian alkitabiah dapat diungkapkan sebagai membiarkan kelayakan dan hakikat Tuhan sendiri menjadi nyata. Hal tersebut didasari kepercayaan bahwa seluruh bumi merupakan tempat ditunjuknya kemuliaan Tuhan (bd. Mzm. 19:2; Yes. 6:3). Pada dasarnya Perjanjian Lama menunjuk bahwa kemuliaan Tuhan pada akhirnya akan menutupi seluruh bumi (bd. Yes. 11:9). Namun demikian dalam penyembahan, seorang percaya mengantisipasi hari itu, karena di dalam pengalaman penyembahan itu terwujudlah kemuliaan dan keindahan Tuhan. Melaluinya seorang penyembah menyebarluaskan kemuliaan Tuhan.
9
AYUB ADALAH CONTOH KESALEHAN, KASIH, KEADILAN, KEKAYAAN DAN KEMISKINAN
Job 1:20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
10
Inilah respon Ayub terhadap semua yang menimpanya
Inilah respon Ayub terhadap semua yang menimpanya. Mungkin orang lain kalau mendengar berita mendadak seperti ini akan pingsan, menangis, gila, bunuh diri dsb, tetapi Ayub memberikan respon yang sangat menarik bagi Tuhan, sehingga responnya ini memberi pukulan telak bagi setan. Dalam ayat 20 terlihat lima sikap Ayub dalam menghadapi masalah ini. Maka berdirilah Ayub “wa yaqam iyob” ia hadapi semua dengan tabah. Lalu mengoyak jubahnya. Jubah adalah baju luar yang membuat tetap hangat di malam hari. Ayub merobeknya artinya ia mengumumkan kesedihan yang sangat mendalam. Mencukur kepalanya. Rambut gambaran kemuliaan.Mencukur kepala tanda kehilangan kemuliaan pribadinya. Bersujud di tanah. Tetapi ini bukan tindakan keruntuhan akibat dukacita. Ia menyembah dengan wajah tertelungkup pada tanah seluruhnya. Inilah ekspresi yang paling sungguh-sungguh untuk menunjukkan rasa hormat, dan tunduk kepada Allah.
11
Ayub tersungkur dalam suatu penyembahan yang tertinggi yang mungkin baru bisa diberikan kepada Allah. Ia berkata, “yehi syem YHWH meborak (terpujilah namanya Tuhan). Ucapan yang keluar dari Ayub”Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kemali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan” Pada waktu kita lahir dengan telanjang, pada waktu matipun telanjang. Kita datang tidak membawa apa-apa, itu artinya kita tidak memiliki apa-apa. 1 Tim 6:7-8. Ayub memahami pengertian ini dengan jelas, bahwa memang semua dari Tuhan. Ayub tidak pernah menyayangi harta dunia, ia lebih mengasihi Tuhannya. Ayub tahu semua itu pinjaman dan ia rela melepaskannya. Hal itulah yang membuat Ayub tidak berbuat dosa. Tanggapan Ayub terhadap pencobaan ini bukan hanya merupakan pukulan bagi setan, tetapi juga menjaga Ayub sehingga tidak tergelincir ke dalam lubang yang dalam. Seringkali ada orang yang pahit hatinya dan tidak sembuh-sembuh, sebab mereka telah menolak kasih karunia dan memelihara suatu luka.
12
Gangguan yang sesungguhnya dalam kehidupan datang dari apa yang orang lakukan terhadap diri sendiri. Paulus berkata, “jangan celakakan dirimu”. Memang setan yang mencelakakan kita, tetapi kalau sikap dan respon kita baik, maka celaka dari setan itu mendatangkan kebaikan. Jadi sebenarnya bukan setan yang membuat kondisi menjadi semakin buruk, tetapi diri kita sendiri, sikap mengeraskan hati dsb. Kitalah yang menentukan nasib kita, bukan orang lain.
13
BAB III KASIH DAN KEADILAN
Membicarakan hubungan antara kasih dan keadilan mungkin akan menimbulkan suatu ketegangan. Kasih sering dimaknai sebagai suatu sifat yang bermurah hati, dermawan, suka mengampuni, dan panjang sabar. Sedangkan keadilan dimaknai sebagai sifat yang keras, yang suka menjatuhkan hukuman atas kesalahan. Beberapa orang beranggapan bahwa gambaran Allah dalam Perjanjian Lama berbeda dengan gambaran Allah dalam Perjanjian Baru. Contoh yang paling ekstrem adalah Marcion, yang beranggapan bahwa kita berhubungan dengan dua Allah yang berbeda dalam kedua kitab Perjanjian itu. Allah Perjanjian Lama adalah Allah yang menciptakan dan sangat tegas dalam menjalankan keadilan, sedangkan Allah Perjanjian Baru adalah Allah yang penuh kasih.
14
A. Kasih dalam Perjanjian Lama
Dalam bahasa Ibrani, kata yang dipakai adalah (kheh'-sed). Gagasan yang muncul dalam kata tersebut adalah menunjukkan anugerah-kebaikan hati tanpa mempedulikan jasa. Gagasan mengenai kasih sudah ada dalam Kejadian 3:15 waktu sebuah janji menggantikan dan melembutkan hukuman yang hendak dijatuhkan Allah. Bagi para leluhur, kata kasih menunjuk kesetiaan Allah kepada perjanjian yang ditetapkan-Nya (Kej. 32:10; 39:21). Kasih sesungguhnya adalah realitas yang mendahului perjanjian itu – bahwa Allah dan umat-Nya harus selalu bersama-sama. Kasih Allah dinyatakan dalam hal memilih Israel menjadi umat-Nya. Motif pemilihan itu dijelaskan sebagai kasih Allah (Ul. 4:37). Karena Allah memilih Israel sebagai kepunyaan-Nya, maka Ia menetapkan suatu perjanjian dengan mereka (Kel. 19:4-6; Ul . 7:9-12). Dari ayat-ayat tersebut nyatalah bahwa dalam konteks perjanjian, kasih mengalami perluasan arti kata menunjuk kepada loyalitas atau kesetiaan.
15
A. Kasih dalam Perjanjian Lama
Dalam kitab para nabi – terutama Hosea – pernyataan kasih mencapai puncaknya. Dalam kitab itu kasih terlihat sebagai kekuasaan memilih yang melebihi jangkauan pemikiran yang logis yang mendasari dan menegakkan perjanjian Israel dengan Allah (Hos. 11:1-4). Kita dapati dari pemakaian kata tersebut, kasih bekerja timbal balik, berbeda dengan anugerah hanya sepihak. Ketika berhubungan dengan umat- Nya Allah tidak bertindak sesuai dengan jasa mereka, yaitu apa yang sebetulnya pantas mereka terima. Namun demikian, Allah menuntut bahwa kasih memang sepatutnya diterima. Setiap orang dituntut melakukan atau mempersembahkan sesuatu sehingga pantas menerima anugerah kasih.
16
B. Keadilan dalam Perjanjian Lama
Ada dua kata penting yang berkaitan dengan keadilan dalam bahasa Ibrani, yaitu (mishpat) dan (yashar). Kata yang pertama berkaitan dengan pengadilan (Kej. 18:25), sedangkan kata yang kedua berarti “lurus. ” Dalam masyarakat Ibrani, Allah adalah sebagai Hakim bagi seluruh bumi, dan para hakim yang dipilih menjalankan tugasnya atas nama Tuhan (Ul. 1:17). Peristiwa pembebasan bangsa Israel dari Mesir diakui sebagai bentuk keadilan Tuhan. Raja Firaun mengakui bahwa sepuluh tulah yang menimpa Mesir adalah wujud keadilan Tuhan (Kel. 9:27). Dalam Hakim-hakim, tindakan Allah membebaskan umat-Nya dari penindasan musuh adalah sebagai tindakan keadilan (Hak. 11:27). Demikian juga tindakan Allah membebaskan umat-Nya dari pembuangan di Babilonia adalah sebagai wujud keadilan-Nya (Yes. 51:5-6).
17
B. Keadilan dalam Perjanjian Lama
Keadilan Allah sering dikaitkan dengan kegiatan-Nya untuk menjatuhkan hukuman. Allah tidak membiarkan orang yg bersalah lepas dari hukuman (Kel. 34:6-7). Oleh karena sifat-Nya yang adil, maka Allah menuntut keadilan juga dilakukan oleh umat-Nya. Umat-Nya harus dapat melindungi orang-orang miskin, orang-orang yang berada dalam penindasan, anak-anak yatim, para janda, maupun orang-orang asing (Mzm. 72:12). Mereka harus menjadi pelindung bagi mereka yang ada dalam penindasan (Yes. 1:16-17; Am. 5:15, 24).
18
C. Hubungan antara Kasih dan Keadilan dalam Perjanjian Lama
Dari penjelasan di atas, kita menemukan bahwa kasih dan keadilan adalah sesuatu yang selaras dalam Perjanjian Lama. Kasih bukanlah sesuatu yang sifatnya sepihak, namun menuntut tanggapan yang pantas terhadap kasih itu, sehingga kasih itu patut diterima. Kasih yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang bersifat sentimental, sekedar memberikan apa yang diinginkan. Kasih yang benar adalah kasih yang mencakup keadilan. Perjanjian Lama mengakui bahwa hanya karena kasih-Nya saja maka orang Israel tidak dihukum setimpal dengan kejahatannya (bd. Neh. 9:26-27, 30-31). Keadilan Allah bertindak menghukum dosa umat-Nya, namun kasih Allah menginginkan persekutuan-Nya dengan manusia dipulihkan.
19
BAB IV KEKAYAAN DAN KEMISKINAN
Dalam Perjanjian Lama, kekayaan sering menjadi tanda bagi kesalehan dari seseorang, sebaliknya kemiskinan merupakan bagian dari hukuman yang Tuhan berikan.
20
A. Kekayaan Dalam Perjanjian Lama, kata yang umumnya menunjuk kepada kekayaan adalah (chayil). Kata tersebut memiliki makna “suatu perasaan sejahtera atau biasanya keadaan memiliki harta. ” Pada masa para patriakh, kekayaan merupakan suatu indikasi dari berkat Tuhan. Abraham, Ishak, Yakub merupakan orang- orang yang diberkati kekayaan secara jasmani oleh Tuhan (Kej. 13:2; 26:13; 30:43). Demikian juga kesalehan Ayub dikaitkan dengan kekayaan yang dimilikinya (Ayb. 1:1-3; 42:10). Sehingga ketika Ayub kehilangan kekayaannya, maka kesalehannyapun mulai dipertanyakan.
21
A. Kekayaan Dalam masa kehidupan bangsa Israel, Allah berjanji untuk melimpahkan berkat-berkat jasmani yang berkelimpahan bagi orang-orang yang mentaati-Nya (Im. 26:1-13; Ul. 28:1-14). Kekayaan merupakan pemberian Tuhan (1 Sam. 2:7). Dalam sastra-sastra hikmat Perjanjian Lama juga diakui bahwa Tuhanlah yang menjadikan seseorang menjadi kaya (Ams. 22:2). Daud sendiri melihat dan memperhatikan bahwa kehidupan orang benar tidak akan mengalami kelimpahan (Mzm. 37:25-26; 112:1-3), sehingga ketika Dau melihat bahwa orang benar celaka dan orang fasik mengalami kemakmuran dan keberhasilan, ia mulai mempertanyakan keadilan Allah (Mzm. 73:1-20).
22
Dalam kehidupan Israel pasca-pembuangan, berkat-berkat jasmani dari Tuhan ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan orang Israel dalam menghargai Bait Suci (Hag. 1:1-10; 2:16-20) maupun memberi penghormatan kepada Tuhan dalam hal memberi persepuluhan (Mal. 3:10-12). Namun demikian, meskipun kekayaan merupakan tanda dari berkat Tuhan, Perjanjian Lama juga mencatat bahwa umat Tuhan tidak boleh berharap kepada kekayaan (Ams. 11:4, 28; Yer. 9:23). Perjanjian Lama juga mencatat bahwa kekayaan juga dapat menjadi godaan bagi seseorang untuk meninggikan diri-Nya kepada Tuhan (Ams. 30:8-9; Hos. 13:6). Perjanjian Lama juga mengutuk kekayaan, oleh karena cara dalam memperoleh kekayaan tersebut. Nabi Amos mengutuk kekayaan yang diperoleh dengan jalan melakukan penindasan dan perampasan (Am. 5:11). Demikian juga, Mikha mengutuk kekayaan yang diperoleh melalui tipu muslihat (Mi. 6:9-10).
23
B. Kemiskinan Dalam Perjanjian Lama ada beberapa pengertian mengenai orang miskin, baik secara harafiah maupun secara figuratif. Pertama, orang yang berkekurangan dalam hal materi (2 Sam. 12:3). Kedua, orang miskin secara rohani. Jenis kemiskinan ini adalah secara figurative menunjuk kepada orang-orang yang dengan kerendahan hati mengakui keberdosaannya di hadapan Tuhan (Mzm. 69:32-33; Ams. 13:7; Yes. 29:19).
24
B. Kemiskinan Perjanjian Lama mengklasifikasikan ada empat kategori penyebab kemiskinan. Pertama, kemiskinan karena penindasan dan penganiayaan (Yes. 3:13-15; Ams. 14:31; 22:7; 28:15). Mereka mengalami kemiskinan karena penindasan baik oleh pemerintah maupun oleh individu. Kedua, kemiskinan yang disebabkan oleh dosa maupun oleh ujian yang diberikan Tuhan. Kemiskinan ini disebabkan ketidaktaatan umat kepada Allah (Mzm. 109:16; Yes. 47:9; Rat. 5:3). Selain itu, kita juga dapat melihat bahwa Ayub menjadi miskin oleh karena ujian yang Tuhan berikan kepadanya (Ayb. 1:12-19). Ketiga, kemiskinan yang disebabkan oleh karena kemalasan atau kebiasaan yang tidak baik dalam hidup (Ams. 10:4; 13:4; 19:15; 20:13; 23:21). Keempat, kemiskinan yang disebabkan oleh keadaan (Ams. 10:15). Mereka miskin oleh karena lahir dari lingkungan miskin. Dalam Perjanjian Lama, orang miskin memiliki kedudukan yang sama dengan orang kaya (Ams. 22:2). Oleh karena kesamaan kedudukan tersebut, maka keadilan harus tetap dijalankan dengan benar tanpa memandang miskin atau kaya (Kel. 23:3, 6).
25
B. Kemiskinan Posisi Kekayaan dan Kemiskinan dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Lama memang nampaknya banyak menghubungkan perkenan Tuhan dengan kekayaan secara jasmani, dan sebaliknya salah satu bentuk hukuman atas ketidaktaatan adalah kemiskinan. Namun demikian, dari uraian tersebut di atas nampak bahwa keadaan kaya maupun miskin adalah sama kedudukannya. Kekayaan tidak selalu merupakan berkat Tuhan, dan sebaliknya kemiskinan juga tidak selalu merupakan bentuk hukuman atas ketidaktaatan. Jika sahabat-sahabat Ayub menilai tingkat kesalehan Ayub berdasarkan keadaan jasmaninya, maka tidak demikian dengan ajaran Perjanjian Lama. Tingkat kesalehan seseorang tidak diukur melalui kekayaan yang dimilikinya. Meskipun kesalehan seseorang tidak diukur melalui kekayaan, namun tidak dapat disangkal bahwa Perjanjian Lama memandang kesalehan sepatutnya mendapat ganjaran kekayaan. Hal tersebut dikarenakan pandangan Perjanjian Lama tentang nasib orang saleh maupun orang fasik yang sama-sama mengalami kematian. Oleh karena keduanya sama-sama berujung pada kematian, maka ajaran Perjanjian Lama lebih menekankan upah kesalehan untuk dimiliki pada kehidupan di dunia ini, baik bagi mereka maupun keturunannya.
27
KITAB AYUB Supaya dengan mengetahui isi Kitab Ayub, anggota jemaat mengerti bahwa suatu penderitaan dapat membawa kemenangan dan pengenalan yang lebih dalam akan Allah.
28
KITAB MAZMUR Supaya dengan mengetahui isi Kitab Mazmur, anggota jemaat mengerti bagaimana hidup dengan penuh pengucapan syukur menghadapi pencobaan/penderitaan dan pentingnya mengakui dosa.
29
KITAB AMSAL Supaya mengerti seluruh Kitab Amsal yang mengajarkan asas-asas dari kehidupan yang dijalankan dengan hikmat dan penuh rasa takut kepada Tuhan. Pelajaran ini dapat mendorong untuk melaksanakannya.
30
Penulis : Kitab Amsal ditulis oleh beberapa orang, tetapi penulis yang terbanyak adalah raja Salomo. Sedangkan penulis-penulis lainnya adalah Agur dan ibu raja Lemuel.
31
Isi Kitab: Kitab Amsal terdiri dari 31 pasal. Kitab Amsal berisikan kata-kata hikmat yang mengajarkan asas-asas dari kehidupan yang dijalankan dengan penuh rasa takut kepada Tuhan.
32
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Amsal
Pasal 1 (Ams 1:1-7). Tujuan Amsal-Amsal Amsal memberi pengetahuan akan hikmat. Amsal memberikan kepandaian. Amsal memberikan kejujuran. Amsal memberikan pengetahuan tentang takut akan Tuhan.
33
Pasal 1-9 (Ams 1:8-9:18). Amsal tentang hikmat Bagian ini berisikan ajaran tentang pentingnya seorang muda mencari hikmat. Pendalaman Bacalah pasal Ams 2: Jelaskanlah cara mencari hikmat dan kepentingannya. Apakah berkatnya bagi seorang yang berhikmat? (pasal 3; Ams 3:1-35).
34
Pasal (Ams 10:1-24:34). Amsal-Amsal Salomo sebagai anjuran supaya berakal budi Bagian ini menjelaskan tentang tindakan orang yang berakal budi dan yang tidak berakal budi, serta segala suatu akibat dari tindakan tersebut. Pendalaman Bacalah pasal Ams 15: Apakah yang dikatakan tentang kesukaan orang yang tidak berakal budi? Dan ke manakah jalan orang yang berakal budi? Bacalah pasal Ams 23: Apakah akibatnya jikalau seseorang takut akan Tuhan?
35
Pasal (Ams 25:1-29:27). Amsal-Amsal Salomo yang dikumpulkan pegawai raja Hizkia Bagian ini menjelaskan tentang cara mengatasi kesombongan. Pendalaman Bacalah pasal Ams 27:1-2; 29:23. Apakah yang dikatakan tentang cara mengatasi kesombongan?
36
Pasal (Ams 30:1-31:31). Amsal Agur bin Yake dan Ibu Raja Lemuel Amsal ini berbicara mengenai doa dan ajaran hidup, serta tabiat seorang istri yang baik. Pendalaman Apakah yang menjadi perisai bagi seorang dalam hidup? Dan bagaimanakah hidup yang baik itu? (pasal Ams 30:5-9). Bagaimanakah tabiat seorang istri yang baik? (pasal Ams 31:10-31).
37
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Amsal mengajarkan tentang kehidupan di dalam kebenaran, keadilan dan kejujuran. Kitab Amsal mengajarkan arti dan tujuan dari kehidupan manusia. Kitab Amsal mengajarkan kemuliaan dari seorang istri yang bijaksana. Kitab Amsal mengajarkan akibat-akibat dari kemalasan. Kitab Amsal mengajarkan bahwa pengetahuan yang tidak disertai dengan takut akan Allah merupakan suatu hal yang tidak berguna. Kitab Amsal membuat seorang yang tidak berpengalaman di dalam kehidupan dapat mempunyai pengetahuan akan arti dan tujuan kehidupan.
38
KITAB PENGKHOTBAH Supaya dengan mengetahui isi Kitab Pengkhotbah, anggota jemaat mengerti bahwa hidupnya merupakan pemberian Allah, yang harus dinikmati dengan rasa penuh tanggung jawab karena akhirnya masing-masing akan diadili oleh Allah
39
Penulis : Raja Salomo. Isi Kitab: Kitab Pengkhotbah terbagi atas 12 pasal, dan isi Kitab ini mengajarkan bahwa segala sesuatu dari hidup manusia menjadi sia-sia apabila terpisah dari hubungan dengan Allah.
40
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Pengkhotbah
Pasal 1-2 (Pengkh 1:1-2:26). Ajaran tentang kehidupan yang terbaik Bagian ini menjelaskan tentang kesia-siaan hidup dan segala yang terbaik bagi manusia hanya diperoleh apabila berada di dalam Tuhan.
41
Pasal 3-6 (Pengkh 3:1-6:12). Ajaran tentang peranan Tuhan dalam hidup manusia Pasal 3 (Pengkh 3:1-22) menjelaskan bahwa segala sesuatu dalam hidup manusia itu ada waktunya menurut pemberian Tuhan yang tak dapat ditambahkan atau dikurangi oleh manusia. Pasal 3-6; Pengkh 3:16-6:12 mengajar bahwa ketidakadilan yang terjadi di atas dunia akan diadili. Segala usaha manusia berdasarkan kekuatan sendiri adalah sia- sia dan segala kekayaan tidak berguna. Semuanya sia-sia kalau Tuhan tidak memberikan kuasa untuk menikmatinya (pasal Pengkh 6:2). Pendalaman Bacalah pasal Pengkh 3:1, Apakah maksud Tuhan dalam segala sesuatu? Apakah ajaran tentang takut akan Tuhan? (pasal Pengkh 5:1-5:7). Bagaimana ajaran ini diterapkan dalam hidup saudara?
42
Pasal 7-12 (Pengkh 7:1-12:14). Ajaran tentang dasar perbuatan baik Pasal 7 (Pengkh 7:1-29) menjelaskan tentang hikmat yang memang berguna tetapi sukar didapat. Pasal 8 (Pengkh 8:1-17) memberi nasihat supaya manusia mematuhi perintah raja. Pimpinan Allah tidak dapat dimengerti karena orang saleh sering menderita sedangkan orang fasik bahagia dan keduanya akan mati. Kesimpulan dalam pasal 11 (Pengkh 11:1-10) walaupun nasib manusia tidak dapat diubah, namun dituntut untuk bekerja dengan rajin. Karena hidup manusia adalah sia-sia, maka ia harus hidup dengan iman kepada Allah.
43
Pendalaman Bacalah pasal Pengkh 8: Apakah dasar dari kebahagiaan seseorang? Apakah nasihat bagi muda-mudi? (pasal Pengkh 11:9-10; 12:1). Apakah kesimpulan dari seluruh Kitab ini? (pasal Pengkh 12:13-14).
44
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa hidup yang tanpa iman kepada Allah, merupakan kehidupan yang sia-sia. Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa, memiliki pengetahuan tanpa disertai iman kepada Allah adalah kesia-siaan. Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa kebahagiaan di dalam hidup hanya bisa sempurna kalau disertai dengan iman kepada Allah, Tuhan Yesus. Kebahagiaan dan kesusahan yang dialami manusia, mempunyai waktu dan perubahannya sendiri. Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa di dunia ini keadilan yang sejati tidak ada, tetapi oleh sebab itu ketidakadilan tersebut akan diadili.
45
KITAB KIDUNG AGUNG Supaya anggota jemaat dapat memahami seluruh isi Kitab Kidung Agung yang menceritakan tentang kekuatan cinta.
46
Penulis : Raja Salomo. Isi Kitab: Kitab Kidung Agung terbagi atas 8 pasal. Dan isi Kitab ini ialah, cerita tentang kemesraan dan kekuatan cinta antara raja Salomo dengan kekasihnya.
47
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kidung Agung
Pasal 1-2 (Kid 1:1-2:7). Adegan di Istana Pasal Kid 1:2-8, pengantin perempuan dan puteri-puteri Yerusalem, dengan penuh kasih sayang pengantin perempuan menyatakan ketaatan yang mesra kepada pengantin laki-laki. Pasal Kid 1:9-2:7, pengantin laki-laki memuji-muji pengantin perempuan. Pendalaman Bagaimanakah keadaan mempelai perempuan? (pasal Kid 1:5-6). Bagaimanakah mempelai pria memandang mempelai perempuan? (pasal Kid 1:14). Bagaimanakah saudara memandang kekasih saudara.
48
Pasal 2-8 (Kid 2:8-8:4). Adegan dalam impian pengantin perempuan Karena pengantin perempuan ini dari desa dan berkulit hitam, maka melalui impiannya ia menghilangkan rasa rendah dirinya, yaitu berusaha agar layak dicintai dan mencintai raja sebagai suaminya. Pendalaman
49
Bacalah pasal Kid 2:16. ". kekasih_ku_ kepunyaan_ku_
Bacalah pasal Kid 2:16. "... kekasih_ku_ kepunyaan_ku_ ..." Dua kata "_ku_" di sini menunjukkan _rasa_kurang_aman_ dari mempelai perempuan. Karena ia menjadi isteri raja, ia pun mau menguasainya. Ini merupakan rasa kasih pada suami yang kurang dewasa.
50
Bacalah pasal Kid 6:3. ". _Aku_ kepunyaan kekasihku
Bacalah pasal Kid 6:3. "... _Aku_ kepunyaan kekasihku ..." Bagian ini, merupakan peralihan bagi mempelai perempuan, karena ia kini baru _merasa_ layak untuk mengasihi dan dikasihi.
51
Bacalah pasal Kid 7:10. ". Kepunyaan kekasihku aku
Bacalah pasal Kid 7:10. "... Kepunyaan kekasihku aku ..." Bagian ini menunjukkan, bahwa mempelai perempuan kini _sungguh_yakin_, bahwa ia layak dikasihi dan mengasihi. Ini merupakan rasa kasih yang dewasa, yang diperlukan dalam kehidupan berumah tangga. Karena suami-istri layak saling mengasihi dan dikasihi.
52
Pasal 8-14 (Kid 8:5-14). Adegan dari padang gurun Bagian ini menjelaskan bahwa kekuatan cinta yang memberikan kebahagiaan melebihi kebahagiaan yang diberikan oleh harta benda dan kekayaan. Pendalaman Bacalah pasal Kid 8:7. Berilah pendapat saudara tentang nilainya cinta.
53
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa cinta yang terbaik adalah cinta yang didasarkan pada kepercayaan yang penuh terhadap kekasihnya. Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa pernikahan merupakan anugerah daripada Allah. Bagi seorang wanita yang percaya kepada Allah, ia mempunyai nilai yang tinggi, tidak memandang ia itu orang desa atau kesederhanaannya. Kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa kebahagiaan dari cinta hanya dapat ditemukan/dialami kalau terjadi melalui cinta segitiga, yaitu antara suami, isteri, dan Tuhan.
54
Jelaskan makna yang terkandung dalam kitab Ayub
Buatlah Eksposisi Mazmur 131 Jelaskan Maksud dari Kitab Amsal Jelaskan Makna yang disampaikan oleh Kitab Pengkhotbah. Jelaskan Makna yang terkandung dalam Kitab Kidung Agung Jelaskan urutan penulisan Kitab Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung Jelaskan Apa yang paling Esensi yang anda dapatkan selama Perkuliahan Ayub – Kidung Agung ini. NB. Ingat Kumpulkan Tugas. Maksimal tanggal 17 September 2017 Laporan Bacaan minimal 50 halaman Makalah minimal 4 lembar (kirim ke : )
Similar presentations
© 2025 SlidePlayer.com Inc.
All rights reserved.