Presentation is loading. Please wait.

Presentation is loading. Please wait.

Quo Vadis Tol Laut Indonesia Oleh Eva Nuritri WaOde Israwati.

Similar presentations


Presentation on theme: "Quo Vadis Tol Laut Indonesia Oleh Eva Nuritri WaOde Israwati."— Presentation transcript:

1 Quo Vadis Tol Laut Indonesia Oleh Eva Nuritri WaOde Israwati

2 A. Laporan Global Healthy Index terbaru cukup mencengangkan, Indonesia secara global berada pada urutan ke-150 dari 221 negara dengan poin indeks sebesar 59. Kenapa ini penting? Global Healthy Index (GHI) adalah ukuran global mengenai kondisi laut yang baik dan sehat. Indeks ini sangat komprehensif karena ukurannya menggambarkan kondisi kelautan saat pengukuran maupun dalam beberapa waktu kedepan serta mengintegrasikan kehidupan manusia sebagai bagian penting dari ekosistim bahari.

3 B. Tol Laut Saat ini transportasi angkutan laut domestik masih terpusat melayani wilayah yang memiliki aktifitas ekonomi tinggi yaitu di wilayah barat Indonesia, meskipun karakteristik kepulauan di wilayah timur Indonesia telah menjadikan transportasi laut sebagai tulang punggung aktivitas pergerakannya saat ini. Konsep tersebut dikenal sebagai konsep pembangunan ship follow the trade, di mana konsep tersebut memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

4 C. Menuju pembangunan kelautan berkelanjutan Agenda pembangunan kelautan berdimensi negara kepulauan yakni pembangunan yang berorientasi pada pengembangan potensi kepulauan secara ekonomi, ekologis dan social sebagaimana arahan RPJMN 2009- 2014 perlu dilanjutkan. Ratifikasi terhadap Konvensi PPB tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) perlu diwujudkan melalui pengarustamaan isu pembangunan kelautan kedalam agenda pembangunan nasional kedepan.

5 D. Posisi dan peran sentral sektor perikanan kelautan Sektor perikanan kelautan memegang peran penting dalam ekonomi kelautan. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, kontribusi sector ini selalu berada di atas rata-rata nasional dan PDB Pertanian. Data BPS Triwulan III 2013 kontribusi perikanan mencapai 45,4 trilyun (tumbuh sebesar 6,45%) dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar 42,8 trilyun (6,42%) (yoy).

6 E. Tantangan perikanan dunia Tantangan Pengelolaan Perikanan Dunia Terkait kegiatan penangkapan ikan, FAO memperkirakan bahwa pada tahun 2006 terdapat kapal-kapal penangkap ikan bermesin sebanyak 2,1 juta, dimana 70%- nya terkonsentrasi di Asia dan sisanya tersebar di Afrika, Eropa, Timur Dekat, Amerika Latin dan Karibia. 90% dari jumlah tersebut didominasi oleh kapal-kapal yang berukuran kurang dari 12 meter, khususnya di wilayah Asia, Afrika dan Timur Jauh, sedangkan kapal- kapal di kawasan Pasifik, Oceania, Eropa dan Amerika Utara umumnya terdiri dari kapal- kapal yang berukuran lebih besar.

7 F. Quo vadis kebijakan perikanan Indonesia Industri perikanan nasional juga belum terlihat ”gregetnya” meskipun Pemerintah telah mencanangkan tahun 2015 sebagai tahun kemajuan industri perikanan nasional. Dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, dinyatakan bahwa pemanfaatan sumber daya ikan belum dapat meningkatkan taraf hidup yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui pengelolaan perikanan, pengawasan dan sistem penegakan hukum yang optimal.

8 G. Langkah-langkah kedepan Bagi Indonesia dengan potensi kelautannya yang besar tidak ada jalan lain selain memperbaiki tatakelola kelautan (ocean governance). Perbaikan dilakukan tidak hanya dalam konteks kebijakan namun juga pada agenda aksi disertai dengan penataan kerangka regulasi, kelembagaan dan kapasitas SDM.

9 H. Kesimpulan political will pemerintahan baru harus dimulai dengan pembenahan kerangka regulasi, kelembagaan dan kapasitas SDM kelautan. Indonesia perlu menyusun sebuah Ocean Policy yang komprehensif agar menjadi arahan bagi pengembangan kelautan kedepan.


Download ppt "Quo Vadis Tol Laut Indonesia Oleh Eva Nuritri WaOde Israwati."

Similar presentations


Ads by Google