Presentation is loading. Please wait.

Presentation is loading. Please wait.

Embriologi Sistem Kardiovaskular Dosen: dr. Lucky P., M.Si. Penulis: Nur Aini Hasan Anna Maisaroh PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEDOKTERAN.

Similar presentations


Presentation on theme: "Embriologi Sistem Kardiovaskular Dosen: dr. Lucky P., M.Si. Penulis: Nur Aini Hasan Anna Maisaroh PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEDOKTERAN."— Presentation transcript:

1 Embriologi Sistem Kardiovaskular Dosen: dr. Lucky P., M.Si. Penulis: Nur Aini Hasan 211221007 Anna Maisaroh 211221017 PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEDOKTERAN DASAR MINAT ANATOMI DAN HISTOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2023

2

3 Pembentukan Septum Di Ventrikel Akhir minggu ke-4: Kedua ventrikel primitive meluas : pertumbuhan miokardium secara terus menerus di bagian luar serta divertikulasi yang terus berlangsung dan pembentukan trabekula di bagian dalam.

4 Dinding medial ventrikel  menjadi saling berdekatan  bertahap menyatu  pars muskularis septum interventrikulare Kadang, kedua dinding tersebut tidak menyatu sempurna  celah apikal yang lebih atau kurang dalam di antara kedua ventrikel. Ruang di antara tepi bebas pars muskularis septum interventrikulare dan bantalan endokardium yang menyatu, memungkinkan adanya hubungan diantara kedua ventrikel.

5 Foramen interventrikulare, di atas pars muskularis septum interventrikulare, mengecil saat konus septum tuntas terbentuk.

6 Selanjutnya, pertumbuhan keluar jaringan dari bantalan endocardium anterior (inferior) di sepanjang bagian atas pars muskularis septum interventrikulare  foramen tertutup. Jaringan ini menyatu dengan bagian-bagian konus septum yang berbatasan. Foramen interventrikulare menutup sempurna  pars membranasea septum interventrikulare.

7 Katup Semilunar Ketika pemisahan trunkus arteriosus hampir tuntas, primordia katup semilunar mulai tampak sebagai tuberkel kecil yang ditemukan di penebalan trunkus utama. Satu dari setiap pasangan ini  menjadi saluran pulmonal dan aorta.

8 Tuberkel ketiga muncul di kedua saluran di seberang penebalan trunkus yang menyatu. Secara bertahap, tuberkel membentuk cekungan di permukaan atasnya, membentuk katup semilunar. Bukti terakhir menunjukkan bahwa sel krista neuralis berperan dalam pembentukan katup-katup ini.

9 Cacat Jantung VSD, ventricular septal Defect Pars membranasea / pars muskularis septum Malformasi kongenital tersering 80% membaik dgn pertumbuhan anak (pars muskularis septum) Pars membranasea  defek lbh parah Tetralogi Fallot (TOF)  abnormalitas regio konotrunkal (paling sering terjadi)  Krn pembelahan konus tidak seimbang (pergeseran septum konotrunkal ke anterior).  Pergeseran septum menyebabkan 4 perubahan kardiovaskular: (1) regio saluran aliran keluar ventrikel kanan  sempit, stenosis infundibular pulmonal; (2) defek yang besar di septum interventrikulare; (3) overriding aorta yang timbul tepat di atas defek septum; (4) hipertrofi dinding ventrikel kanan krn tekanan yang lebih tinggi di sisi kanan.

10 Cacat Jantung Trunkus arteriosus persisten (komunis) - PTA  hubungan konotrunkal gagal terbentuk  tidak ada pemisahan saluran aliran keluar.  terjadi pada 0,8/10.000 kelahiran, arteri pulmonalis muncul agak jauh di atas asal trunkus yang tidak terbagi. Krn ikut dalam pembentukan septum interventrikulare, trunkus persisten selalu disertai dengan defek pada septum interventrikulare. Oleh sebab itu, trunkus yang tidak terbagi menumpang (overriding) kedua ventrikel dan menerima darah dari kedua sisi. Transposisi pembuluh darah besar  septum konotrunkal gagal mengikuti jalur normalnya yang berbentuk spiral dan berjalan lurus ke bawah  shg aorta keluar dari ventrikel kanan, dan arteri pulmonalis keluar dari ventrikel kiri.  4,8/10.000 kelahiran, (defek di pars membranasea septum interventrikulare)  Kondisi ini biasanya disertai oleh duktus arteriosus yang terbuka. Karena SHF dan sel krista neuralis, masing-masing ikut dalam pembentukan saluran aliran keluar dan pembentukan septumnya, maka gangguan terhadap sel-sel ini turut menyebabkan cacat jantung yang mengenai saluran aliran keluar.

11 Secondary heart field (SHF) Bidang jantung sekunder (SHF) Kelompok sel dalam lapisan viseral (splanknik) mesodermis lempeng lateral di bawah lantai bagian posterior faring. Diatur oleh sel puncak saraf yang bermigrasi di wilayah tersebut, sel SHF berkontribusi pada pembentukan ventrikel kanan, dan saluran keluar (conus cordis dan truncus arteriosus) jantung.

12 Cacat Jantung Sekuens DiGeorge  contoh sindrom delesi ditandai : pola malformasi dari perkembangan krista neuralis abnormal.  Anak anak yang mengidap sindrom ini : defek pada wajah, hipoplasia timus, disfungsi paratiroid, dan abnormalitas jantung yang mengenai saluran aliran keluar, seperti trunkus arteriosus persisten dan tetralogi Fallot.  Malformasi kraniofasial sering dikaitkan dengan cacat jantung karena sel krista neuralis berperan penting dalam perkembangan wajah dan jantung. Stenosis katup pada arteri pulmonalis atau aorta  terjadi bila katup semilunar menyatu dengan Panjang bervariasi.  3-4/10.000 kelahiran. Pada kasus stenosis katup arteri pulmonalis, trunkus arteri pulmonalis sempit atau bahkan mengalami atresia (Gambar B). Foramen ovale paten kemudian membentuk satu-satunya pintu keluar untuk darah dari sisi kanan jantung. Duktus arteriosus yang selalu paten adalah satu-satunya jalan masuk ke sirkulasi paru.

13 Stenosis katup aorta (Gambar 13.34 A), penyatuan katup-katup yang menebal  tersisa sebuah lubang seukuran jarum. Ukuran aorta sendiri biasanya normal. Atresia katup aorta (Gambar 13.34 B) penyatuan katup semilunar aorta terjadi sempurna. ventrikel kiri dan atrium kiri  kurang berkembang. biasanya disertai : duktus arteriosus yang terbuka, yang mengalirkan darah ke dalam aorta. Ektopia kordis jarang dijumpai : jantung di permukaan dada. disebabkan oleh kegagalan embrio menutup dinding tubuh ventral (lihat Bab 7, hal. 87).

14 PEMBENTUKAN SISTEM KONDUKSI JANTUNG pacemaker (pemacu) jantung (di bagian kaudal tabung jantung kiri)  sinus venosus mengambil fungsi ini  sinus masuk ke dalam atrium kanan  jaringan pemacu dekat-muara vena kava superior  terbentuk nodus sinoatrium. Nodus dan berkas atrioventrikel (berkas His) berasal dari dua sumber: 1.sel-sel di dinding kiri sinus venosus 2.sel-sel dari kanalis atrioventrikularis.  sinus venosus masuk  atrium kanan, sel-sel ini terletak di posisi akhirnya di dasar septum interatriale.

15 PEMBENTUKAN VASKULAR Perkembangan pembuluh darah terbentuk melalui dua mekanisme: 1.vaskulogenesis yaitu berupa pembentukan pembuluh darah melalui penyatuan Angioblas. Ex: Pembuluh darah besar (aorta dorsalis dan vena kardinalis) 2.angiogenesis yaitu pembuluh darah tumbuh keluar dari pembuluh yang sudah ada. Ex: sisa sistem vaskular Dibantu oleh : panduan sinyal - vascular endothelial growth factor (VEGF) dan faktor pertumbuhan lain.

16 Sistem Arteri Arkus Aortae Arteri Vitelina dan Arteri Umbilikalis Arteri Koronaria

17 Arkus Aortae berasal dari sakus aortikus (bagian paling distal trunkus arteriosus) tertanam di dalam mesenkim arkus faring dan berakhir di aorta dorsalis kanan dan kifi. Di regio arkus, aorta dorsalis berpasangan Di sebelah kaudal dari regio ini, aorta dorsalis menyatu membentuk satu pembuluh darah Arkus faring & pembuluh darahnya muncul dalam urutan kranial ke kaudal sehingga arkus dan pembuluh darah tidak semua muncul secara bersamaan.

18 Sakus aortikus  membentuk cabang setiap arkus baru yang terbentuk  menghasilkan 5 pasang arteri. Arkus kelima dapat tidak terbentuk sama sekali atau terbentuk sebagian dan kemudian mengalami regresi  diberi nomor I, II, III, IV, dan VI Selanjutnya, pola arteri ini mengalami modifikasi, dan beberapa pembuluh darah mengalami regresi secara sempurna.

19 A.Arkus aortae dan aorta dorsalis sebelum berubah menjadi pola vaskular definitif. B. B.Arkus aortae dan aorta dorsalis sesudah perubahan. Garis putus-putus, komponen yang mengalami obliterasi. Perhatikan ductus arteriosus paten dan posisi arteri intersegmental ketujuh di kiri. C.Arteri-arteri besar pada orang dewasa. Bandingkan jarak letak pangkal arteri karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri pada B dan C. Setelah hilangnya bagian distal arkus aortae keenam (arkus kelima tidak pernah terbentuk sempurna), nervus laringeus rekurens kanan mengait arteri subklavia kanan. Di sisi kiri, nervus ini tetap berada di tempat dan mengait ligamentum arteriosum.

20

21 Perubahan lainnya terjadi Bersama dengan perubahan pada sistem arkus aortae: 1.aorta dorsalis di antara pintu masuk arkus ketiga dan keempat, yang dikenal sebagai ductus karotikus, mengalami obliterasi 2.aorta dorsalis kanan menghilang di antara pangkal arteri intersegmental ketujuh dan tautannya dengan aorta dorsalis kiri 3.pelipatan sefalik, pertumbuhan otak depan dan pemanjangan leher mendorong jantung masuk ke dalam rongga toraks 4.pergeseran jantung ke kaudal dan hilangnya berbagai bagian arkus aortae  perjalanan nervus laringeus rekurens menjadi berbeda di sisi kanan dan kiri.

22 Arteri Vitelina Awalnya menyulai yolk sac Kemudian membentuk A. seliaka dan A. mesenterika superior A. seliaka, A. mesenterika superior, A. mesenterika inferior  menyuplai regio : usus depan-tengah-belakang

23 Arteri Umbilikalis A. iliaka komunis  A. umbilikalis  A. mesenterika inferior Sesudah bayi lahir, Bagian distal A. umbilikalis ber-obliterasi  ligamentum umbilikale medianum Bagian proksimal menetap  A. iliaka interna & A. vesikalis

24 Arteri Koronaria berasal dari dua sumber: 1.angioblas yang dibentuk dari pertumbuhan sinus venosus yang didistribusi di seluruh permukaan jantung melalui migrasi sel 2.epikardium Beberapa sel epikardium mengalami transisi dari epitel ke mesenkim, diinduksi oleh miokardium di bawahnya. Sel-sel mesenkim  sel-sel otot polos dan endotel arteri koronaria. Sel krista neuralis  sel otot polos (sepanjang segmen proksimal arteri) Hubungan arteri koronaria ke aorta terjadi melalui pertumbuhan ke dalam sel-sel endotel arteri dari arteri ke dalam aorta. Melalui mekanisme ini, arteri koronaria "menginvasi" aorta.

25 KORELASI KLINIS Koarktasio aorta -3,2/10.000 kelahiran, -lumen aorta di bawah pangkal arteri subklavia kiri menyempit. -Penyebab : abnormalitas di tunika media aorta, yang diikuti oleh proliferasi tunika intima. -tipe praduktus, ductus arteriosus tetap ada; -tipe pascaduktus (sering dijumpai), saluran ini biasanya mengalami obliterasi. terbentuk sirkulasi kolateral antara bagian proksimal dan distal aorta melalui arteri torasika interna dan interna dan arteri interkostalis yang membesar. -Tanda klinis klasik : hipertensi di lengan kanan & penurunan tekanan darah pada kaki.

26 KORELASI KLINIS Kelainan pangkal arteri subklavia kanan -terjadi ketika arteri dibentuk oleh bagian distal dari aorta dorsalis kanan dan arteri intersegmental ketujuh. -Arkus aortae keempat kanan dan bagian proksimal aorta dorsalis kanan mengalami obliterasi. Dengan memendeknya aorta di antara arteri karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri, pangkal arteri subklavia kanan yang abnormal pada akhirnya terletak tepat di bawah pangkal arteri subklavia kiri. -pembuluh utama berasal dari aorta dorsalis kanan  pembuluh ini harus menyilang garis tengah di belakang esofagus untuk mencapai lengan kanan. -Lokasi ini biasanya tidak menyebabkan masalah pada saat menelan atau bernapas, karena esofagus & trakea tidak begitu tertekan.

27 KORELASI KLINIS Arkus aortae ganda aorta dorsalis kanan menetap di antara pangkal arteri intersegmental ketujuh dan tautannya dengan aorta dorsalis kiri Letak cincin vaskular di sekeliling trakea dan esofagus serta seringnya menekan struktur-struktur ini, menyebabkan kesulitan dalam bernapas dan menelan. Pada arkus aortae kanan, arkus keempat kiri dan aorta dorsalis kiri mengalami obliterasi dan digantikan oleh pembuluh darah yang setara di sisi kanan. Bila ligamentum arteriosum terletak di sisi kiri dan berjalan di belakang esofagus, ligamentum ini menyebabkan keluhan saat menelan.

28 KORELASI KLINIS Arkus aortae terinterupsi disebabkan oleh obliterasi arkus aortae keempat di sisi kiri sering disertai dengan kelainan pangkal arteri subklavia kanan. Duktus arteriosus tetap terbuka, sementara aorta desendens dan arteri subklavia disuplai oleh darah dengan kandungan oksigen yang rendah. Trunkus aorta menyuplai kedua arteri karotis komunis.

29 Sistem Vena Vena Vitelina Vena Umbilikalis Vena Kardinalis

30 Vena Vitelina Vena vitelina membentuk pleksus mengelilingi duodenum & berjalan melalui septum transversum  masuk ke sinus venosus Sinusoid hati : Korda hati yang tumbuh ke dalam septum mengganggu perjalanan vena, dan terbentuk jaringan vaskular yang luas Kornu sinus kiri mengecil  darah dari sisi kiri hati dialihkan ke kanan  pembesaran vena vitelina kanan (saluran hepatokardiak kanan). Akhirnya, saluran hepatokardiak kanan membentuk bagian hepatokardiak vena kava inferior. Bagian proksimal vena vitelina kiri  lenyap (Gambar 13.45A,B). Vena porta : Jaringan anastomosis di sekeliling duodenum berkembang menjadi satu pembuluh darah (Gambar 13.45B). Vena mesenterika superior, yang mengalirkan darah dari lengkung usus primer, berasal dari vena vitelina kanan. Bagian distal vena vitelina kiri  lenyap

31 Vena Umbilikalis Vena umbilikalis berjalan di kedua sisi hati, tetapi sebagian berhubungan dengan sinusoid hati (Gambar 13.44A,B). Bagian proksimal kedua vena umblikalis dan sisa vena umbilikalis kanan kemudian lenyap sehingga vena kiri adalah satu- satunya pembuluh yang membawa darah dari plasenta ke hati (Gambar 13.45). Sirkulasi plasenta meningkat  terbentuk hubungan langsung antara vena umbilikalis kiri dan saluran hepatokardiak kanan, duktus venosus (Gambar 13.45A,B). Pembuluh darah ini memintas pleksussinusoid hati. Sesudah lahir, vena umbilikalis kiri dan duktus venosus mengalami obliterasi dan masing-masing membentuk ligamentum teres hepatis dan ligamentum venosum.

32 Vena Kardinalis Awalnya, vena kardinalis membentuk system drainase vena utama pada embrio. Sistem ini terdiri dari: vena kardinalis anterior, yang mengalirkan darah dari bagian sefalik mudigah, vena kardinalis posterior, yang mengalirkan darah dari bagian tubuh mudigah lainnya. Vena kardinalis anterior dan posterior bergabung sebelum masuk ke kornu sinus dan membentuk vena kardinalis komunis yang pendek. Selama minggu ke-4, vena kardinalis membentuk sistem yang simetris Selama minggu ke-5 hingga ke-7, terbentuk sejumlah vena tambahan: 1.Vena subkardinalis, yang terutama mengalirkan darah dari ginjal; 2.vena sakrokardinalis, yang mengalirkan darah dari ekstremitas bagian bawah; 3.vena suprakardinalis, yang mengalirkan darah dari dinding tubuh melalui vena interkostalis, mengambil alih fungsi vena kardinalis posterior (Gambar 13.46).

33 Korelasi Klinis 1.Vena kava inferior ganda 2.Tidak adanya vena kava inferior

34 Korelasi Klinis 1.Vena kava superior kiri 2.Vena kava superior ganda

35 SIRKULASI SEBELUM DAN SESUDAH LAHIR Sirkulasi Janin Perubahan SirkuIasi saat Lahir Sistem Limfe

36 Perubahan Saat Lahir Saaat prenatal, sirkulasi plasenta memberi oksigen ke janin Setelah persalinan  paru2 mengambil alih peranan dalam pertukaran gas Perubahan system sirkulasi setelah lahir (bulan2 pertama): Duktus arteriosus menutup Foramen ovale menutup Vena umbilikalis dan ductus venosus menutup dan menetap sbg lig. Teres hepatis & lig. Venosum A. Umbilikalis membentuk lig. Umbilikale medianum

37

38 Sistem Limfe Sistem limfe berkembang lebih lambat dr pd system karvas Berasal dari endotel vena sebagai 5 sakus: 2 sakus jugularis 2 sakus iliakus 1 sakus cisterna chyli Banyak saluran menghubungkan sakus2 ini  tempat drainase dari struktur2 lain Bagian distal ductus torasikus kanan & bag. Kranial ductus torasikus kiri  ductus torasikus Bag. Kranial ductus torasikus kanan  ductus limfatikus kanan


Download ppt "Embriologi Sistem Kardiovaskular Dosen: dr. Lucky P., M.Si. Penulis: Nur Aini Hasan Anna Maisaroh PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEDOKTERAN."

Similar presentations


Ads by Google