Download presentation
Presentation is loading. Please wait.
Published bydwi kumala Modified over 2 years ago
1
RIWAYAT BUDDHA GAUTAMA Dwi supriyono, S.Ag. M.Kom Materi PAB Kelas VIII
2
O… O… Siapa Dia? Apakah Anda adalah dewa? Bukan. Apakah Anda gandarwa? Bukan. Apakah Anda yaksa? Bukan. Apakah Anda manusia? Bukan. Lantas, siapakah Anda? Aku telah memusnahkan semua kotoran yang dapat mengakibatkan kelahiran kembali sebagai dewa, gandarwa, yaksa, manusia. ……………………
3
Jelita bagai teratai putih, Tak tercemari oleh air, Oleh dunia Aku tak ternoda. Demikianlah, Brahmana, Aku adalah YANG SADAR. (”Yang Sadar” dalam bahasa Pali = ”Buddha”) (Dona Sutta, Cakka Vagga, Catukka Nipata, Anguttara Nikaya)
4
Nama: –Siddhartha berarti: “tercapai cita-citanya” –Gotama = nama keluarga Karier Bodhisattwa: Petapa Sumedha - Dewa Setaketu (4 asankheyya-kappa dan 100.000 kappa) Lahir: Lumbini, 623 SM Ayah: Raja Suddhodana Ibu: Ratu Mahamaya Ibu asuh: Mahapajapati Gotami (adik Mahamaya) Kerajaan: Sakya, di Nepal Memiliki: 32 markah “orang besar” * Menikah: usia 16 tahun Istri: Yasodhara Anak: Rahula Meninggalkan keduniawian: usia 29 tahun Mencapai pencerahan: Bodhgaya, usia 35 tahun Mengajar: pertama di Isipatthana, keliling Jambudwipa selama 45 tahun Wafat: Kusinara, 543 SM, usia 80 tahun C.V. Siddhartha Gotama
5
32 Markah “Orang Besar” 01. Telapak kakinya rata. 02. Ada lambang roda di telapak kakinya. 03. Bertumit lancip. 04. Jari tangan dan kakinya panjang. 05. Berkaki lunak dan lembut. 06. Jari-jari tangan dan kakinya berselaput. 07. Pergelangan kakinya bundar. 08. Kakinya melengkung bak kaki kijang. 09. Lengannya panjang sampai lutut. 10. Alat kelaminnya tersembunyi. 11. Warna kulitnya keemasan. 12. Kulitnya begitu lembut. 13. Di setiap pori-pori tumbuh rambut. 14. Rambutnya biru kehitaman dan ikal ke kanan. 15. Kerangka tubuhnya lurus. 16. Tubuhnya memiliki aura di tujuh tempat. 17. Dadanya membusung bak singa. 18. Tidak ada kerutan di antara pundaknya. 19. Proporsi tubuhnya simetris. 20. Buah dadanya seimbang. 21. Indra pengecapannya sangat tajam. 22. Dagunya seperti dagu singa. 23. Bergigi empat puluh. 24. Giginya sangat teratur. 25. Giginya tidak bersela. 26. Gigi taringnya sangat berkilau. 27. Lidahnya panjang. 28. Suaranya sangat lembut. 29. Matanya biru pekat. 30. Bulu matanya bagaikan cemeti. 31. Memiliki mata ketiga. 32. Ada tonjolan di tengah-tengah kepala.
6
Kronologi Hidup Kelahiran & Masa Kecil Masa Dewasa Meninggalkan Keduniawian Perjuangan Mencapai Pencerahan Pencerahan Pemutaran Roda Dharma Parinirwana Bodhisattwa Buddha Munculnya Buddha adalah demi kesejahteraan semua makhluk. (Buddho loke samuppanno hitaya sabbapaninam)
7
Kelahiran & Masa Kecil Mimpi Ratu Mahamaya: gajah putih memegang teratai memasuki kandungannya melalui sisi kanan tubuhnya. Kelahiran di Lumbini. Tawa dan tangis Petapa Asita: Pemberian nama ”Siddharta” oleh 8 brahmin. Masa kecil dan pendidikan: - guru I: 8 brahmin, guru II: Brahmin Sabbamitta - sangat cerdas, menguasai seni bela diri, santun - bisa bermeditasi mencapai jhana I (perayaan bajak) Sifat welas asih - perebutan angsa dengan sepupunya: Devadatta
8
Masa Dewasa 3 istana: istana musim dingin, panas, hujan Pernikahan Pangeran: - pada usia 16 tahun - istri: Putri Yasodhara 4 Penglihatan Agung: - (1) orang tua, (2) orang sakit, (3) orang mati - (4) petapa Kelahiran anak - 13 tahun kemudian, pada usia 29 tahun - anak dinamakan Rahula (=belenggu) oleh kakeknya
9
Meninggalkan Keduniawian Meninggalkan istana - pada usia 29 tahun - Tak bertanggung jawab? Motivasi terbesar? - Channa dan Kanthaka - Hadangan Dewa Mara Vasavatti Memotong rambut - di tepi Sungai Anoma (arti: ”tidak sia-sia”) - 2 jari, tak pernah tumbuh lagi Menolak tawaran Raja Bimbisara: ”Akan kuberikan padamu separuh dari kekuasaanku!”
10
Perjuangan Mencapai Pencerahan Alara Kalama dan Uddaka Ramaputta - Alara Kalama: Alam Kekosongan (alam ke-30) - Uddaka Ramaputta: Alam bukan-pencerapan maupun tidak bukan-pencerapan (alam ke-31) Menjalani petapaan keras (dukkaracariya) - di Hutan Uruvela - 5 teman: Kondannya, Vappa, Bhaddiya, Mahanama, Assaji - hampir 6 tahun Sekelompok penyanyi: Jika dawai kecapi tak terlalu longgar dan tak terlalu kencang, kecapi akan menghasilkan suara merdu. Dana nasi susu dari Sujata.
11
Pencerahan Sempurna (Nirwana) Saat itu usia 35 tahun, 588 SM Di bawah pohon Bodhi Pernyataan tekad: “Walaupun hanya kulit, urat daging dan tulangku yang tertinggal! Biarpun seluruh tubuh, daging dan darahku mengering dan berkerut! Tak akan kubangkit dari tempat duduk ini kecuali dan sampai aku mencapai ke-Buddha-an!” Menaklukkan Mara Vasavatti Momen Pencerahan - menyadari 4 Kebenaran Mulia/ Arya - mencapai kemahatahuan, menjadi Sammasambuddha 7 minggu setelah pencerahan. Tapussa dan Bhallika: dana makanan pertama.
12
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-1 (588 SM) Tempat vassa: Migadaya, Isipatana, dekat Baranasi. Permohonan Brahma Sahampati Membabarkan Dhammacakkkappavattana Sutta, Anattalakkhana Sutta dan Adittapariyaya Sutta. Mengalihyakinkan kelima petapa (pancavaggiya). Mendirikan Sanggha dan Tiga Perlindungan. Mengalihyakinkan Yasa dan 54 sahabatnya. Mengutus 60 misionari pertama. Mengalihyakinkan 30 pangeran Bhaddavaggiya. Mengalihyakinkan 3 Kassapa bersaudara beserta 1.000 pengikut mereka.
13
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-2–4 (587 – 585 SM) Tempat vassa: Veluvanarama, dekat Rajagaha. Memenuhi janji kepada Raja Bimbisara. Menerima Wihara Veluvana sebagai dana. Menyabdakan Ovada Patimokkha. Menunjuk Sariputta & Moggallana sebagai Siswa Utama. Mengunjungi Kapilawastu, mempertunjukkan mukjizat ganda. Menahbiskan Pangeran Rahula dan Pangeran Nanda. Mengukuhkan Raja Suddhodana, Ratu Mahapajapati Gotami, Putri Yasodhara ke dalam arus kesucian. Menahbiskan 6 pangeran Sakya. Bertemu Anathapindika, menerima dana Wihara Jetavana. Bertemu Raja Pasenadi Kosala. Mendamaikan sengketa suku Sakya dan Koliya.
14
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-5 (584 SM) Tempat vassa: Balairung Puncak, dekat Vesali. Raja Suddhodana wafat. Mendirikan Sanggha Bikuni. Vassa ke-6 (583 SM) Tempat vassa: Bukit Mankula, dekat Kosambi. Ratu Khema menjadi bikuni dan ditunjuk sebagai satu dari dua Siswi Bikuni Utama bersama Uppalavanna. Melarang siswa-Nya mempertunjukkan mukjizat demi keuntungan pribadi dan harga diri.
15
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-7 (582 SM) Tempat vassa: Surga Tavatimsa. Membabarkan Abhidhamma di Surga Tavatimsa. Difitnah Cincamanavika. Vassa ke-8 (581 SM) Tempat vassa: Hutan Bhesakala, dekat Sunsumaragiri. Pangeran Bodhirajakumara mengundang Buddha ke istana barunya untuk menerima dana makanan.
16
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-9 (580 SM) Tempat vassa: Wihara Ghosita, Kosambi. Magandiya membalas dendam Sengketa para biku di Kosambi. Vassa ke-10 (579 SM) Tempat vassa: Hutan Rakkhita, dekat Desa Parileyyaka. Karena sengketa di antara para biku di Kosambi, Buddha menyendiri di Hutan Rakkhita Ananda, atas nama warga Savatthi, mengundang Buddha untuk kembali ke Savatthi.
17
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-11 (578 SM) Tempat vassa: Dakkhinagiri, desa Brahmin Ekanala. Mengalihyakinkan Brahmin Kasi Bharadvaja. Menuju ke Kammasadamma di Negeri Kuru dan membabarkan Mahasatipatthana Sutta. Vassa ke-12 (577 SM) Tempat vassa: Veranja. Memenuhi undangan seorang brahmin di Veranja untuk melewatkan vassa di sana. Waktu itu terjadi bencana kelaparan di sana. Akibatnya, Buddha dan para siswa hanya memperoleh makanan mentah (yang biasa diberikan kepada kuda) yang dipersembahkan oleh sekelompok pedagang kuda.
18
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-13 (576 SM) Tempat vassa: Caliyapabbata (Batu Cadas Caliya). Mengalihyakinkan hartawan Mendaka, istrinya Candapaduma, putranya Dhananjaya, menantunya Sumanadevi, pembantunya Punna, serta Visakha, cucu-putrinya yang berumur tujuh tahun Mengalihyakinkan Siha, panglima di Vesali yang merupakan pengikut Nigantha Nataputta. Vassa ke-14 (575 SM) Tempat vassa: Wihara Jetavana, Savatthi. Rahula menerima penahbisan lanjut
19
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-15 (574 SM) Tempat vassa: Taman Nigrodha, Kapilawastu. Raja Suppabuddha (mertua Buddha) wafat. Vassa ke-16 (573 SM) Tempat vassa: Kota Alavi. Mengalihyakinkan Yaksa Alavaka. Vassa ke-17 (572 SM) Tempat vassa: Veluvanarama, dekat Rajagaha. Membabarkan Sigalovada Sutta kepada pemuda Sigala.
20
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-18–19 (571 – 570 SM) Tempat vassa: Caliyapabbata (Cadas Caliya). Vassa ke-20 (569 B.C.) Tempat vassa: Veluvanarama, di dekat Rajagaha. Menetapkan aturan-aturan Parajika. Menunjuk Ananda sebagai pendamping tetap. Bertemu Jivaka. Mengalihyakinkan Angulimala. Dituduh membunuh Sundari. Meluruskan pandangan salah Brahma Baka. Menundukkan Raja Naga Nandopananda.
21
Pemutaran Roda Dharma Vassa ke-21–44 (568 – 545 SM) Tempat vassa: Wihara Jetavana dan Wihara Pubbarama. Wafatnya Raja Bimbisara. Devadatta berusaha membunuh Buddha. Menjinakkan Nalagiri. Devadatta menciptakan perpecahan di dalam Sanggha. Meninggalnya Devadatta. Mengalihyakinkan Raja Ajatasattu. Wafatnya Raja Pasenadi Kosala.
22
Parinirwana (Parinibbana) Vassa ke-45 (544 SM) Tempat vassa: Beluvagamaka, dekat Vesali. Mengalihyakinkan Upali, siswa utama Nigantha Nataputta. Menerima dana hutan mangga dari Ambapali. Wafatnya Sariputra and Moggallana. Menyantap sukara maddava, dana makanan dari Cunda. Menerima petapa kelana Subhadda sebagai siswa terakhir. Pesan terakhir: ”Appamadena Sampadetha”. Di bawah pohon Sala di Kusinara: mencapai Parinibbana. Perabuan jasad dan pembagian relik.
23
MISIONARI PERTAMA Pergilah demi kebaikan dan kebahagiaan banyak makhluk, atas belas kasih pada dunia, demi kebaikan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia. Babarkanlah Dharma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya, dalam arti maupun isinya. Serukanlah hidup suci, yang sungguh sempurna dan murni.
24
PENENTANG KASTANISASI Menahbiskan tukang cukur (Upali). Mengajak pemulung (Sunita) masuk Sanggha. Menolong bocah miskin (Sopaka).
25
EMANSIPASI WANITA Mendirikan Sanggha Bikuni. Menerima dana dari pelacur (Ambapali).
26
PENATA SOSIAL Mendirikan Sanggha. Sigalovada Sutta: Kewajiban Umat. Penasihat para raja.
27
PENDAMAI BANGSA Pendamai pertikaian antar-suku (Kosala vs Magadha, Sakya vs Koliya). “Kemenangan akan membawa kebencian. Yang kalah hidup menderita. Ia yang berpikiran damai, akan hidup bahagia, karena tidak memikirkan menang dan kalah.”
28
CINTA KASIH TANPA BATAS Karaniya Metta Sutta: “Sebagaimana seorang ibu melindungi anaknya yang tunggal, dengan mempertaruhkan hidupnya sendiri, demikianlah kita harus mengembangkan kasih tanpa batas terhadap semua makhluk hidup.”
29
PERAWAT ORANG SAKIT “Ia yang merawat orang yang sakit, berarti merawat diri-Ku.”
30
PENGHIBUR ORANG LARA Menyadarkan Kisagotami. Menyadarkan Patacara.
31
TOLERAN ANTAR-AGAMA ”Walaupun Engkau telah menjadi pengikut-Ku, Engkau harus melatih tenggang rasa dan belas kasih. Engkau harus tetap memberikan dana pada guru-guru agamamu yang terdahulu karena mereka masih sangat bergantung pada dukunganmu. Engkau tidak boleh mengabaikan mereka begitu saja dan menarik dukungan yang dulu biasa engkau berikan.”
32
GURU TERBESAR Pembimbing Makhluk yang Tiada Tara (Anuttaro Purisadammasarathi) Guru para dewa dan manusia (Sattha Devamanussanam)
33
(1) pagi: 06.00–12.00 - meninjau dunia untuk melihat siapa yang bisa dibantu - menerima dana makanan (2) sore: 12.00–18.00 - membimbing para biku - mengajar umat awam (3) malam, waktu jaga pertama: 18.00–22.00 - mandi - mengajar para biku (4) malam, waktu jaga pertengahan: 22.00–02.00 - mengajar para dewa dan brahma (5) malam, waktu jaga terakhir: 02.00–06.00 - 2-3: berjalan-jalan mengurangi penat - 3-4: tidur dengan perhatian murni - 4-5: meditasi menikmati Nibbana - 5-6: meditasi Belas Kasih Nirbatas PELAYANAN ENERGETIK
34
Demikian sesungguhnya Bhagawa Yang Mahasuci Yang Tercerahkan Sempurna Sempurna Dalam Pengetahuan dan Perilaku Sempurna Menempuh Jalan Pengenal Segenap Alam Pembimbing Makhluk yang Tiada Tara Guru Para Dewa dan Manusia Yang Sadar Junjungan Yang Dimuliakan (Dhajagga Sutta) Iti pi so Bhagava
35
Be Happy
Similar presentations
© 2025 SlidePlayer.com Inc.
All rights reserved.