Download presentation
Presentation is loading. Please wait.
1
Pengenalan Lingkungan Lahan Basah
Fungsi dan Manfaat Lahan Basah
2
Ikhtisar Pendahuluan Fungsi dan Manfaat Lahan Basah
Sebagai jasa (Manfaat ekologis) Sebagai Habitat: Pengatur Fungsi Hidrologis Menjaga Kualitas Air Pencegah Bencana Alam Menjaga Sistem dan Proses-Proses Alami Sebagai barang (Manfaat ekonomis) Penghasil Sumberdaya Hayati Penghasil Energi Sarana transportasi Sarana rekreasi dan pariwisata Sebagai atribut Kepentingan sosial dan budaya Sarana penelitian dan pendidikan
3
Pendahuluan Wetland dipelesetkan menjadi wasteland (lahan tak berguna) sebagian besar masyarakat beranggapan lahan basah merupakan lahan: tidak berguna tidak produktif sarang ular & makhluk berbahaya lainnya sumber penyakit [malaria & kaki gajah (filariasis)
4
Pendahuluan Lahan basah diubah menjadi lahan yang “lebih produktif & bermanfaat”: Lahan pertanian Daerah industri Perumahan Tambak dll
5
PENGENALAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH
6
Definisi Lahan Basah Menurut Konvensi Ramsar (1971)
Konvensi Ramsar dicetuskan di Kota Ramsar, Iran pada tahun 1971, merupakan konvensi internasional tentang lahan basah yang telah mendefinisikan lahan basah dalam artian yang sangat luas. Lahan Basah adalah daerah-daerah rawa, paya, lahan gambut atau badan perairan lainnya baik alami maupun buatan, airnya mengalir atau tergenang permanen atau sementara, rasanya tawar, payau & atau asin termasuk kawasan laut dimana kedalaman airnya pada saat surut terendah tidak lebih dari 6 m Berdasarkan definisi tersebut, maka Konvensi Ramsar telah mencakup berbagai jenis biotipe lahan basah yang sangat luas, di dalamnya termasuk sungai, kawasan pesisir pantai dan bahkan kawasan terumbu karang
7
Definisis Lahan Basah menurut beberapa ilmuan (Warthington, 1976 ; Cowardin et al ; Denny, 1985) Lahan Basah adalah suatu daerah perairan antara lingkungan daratan dengan lingkungan perairan, dimana tanah yang tergenang atau jenuh air menyebabkan berkembangnya suatu vegetasi yang khas Definisi di atas bersifat sempit, sehingga dapat menimbulkan permasalahan dalam pengelolaan lahan basah itu sendiri, karena hanya sebagian saja dari badan air yang dicakupnya
8
Berbagai Definisi Lahan Basah di Indonesia
Di Indonesia penggolongan lahan basah dibagi menjadi 2, yaitu : Golongan A (lebih bersifat umum yang merupakan jenis lahan basah yang tidak memperhatikan adanya pengaruh pasang surut) dan Golongan B, yang membedakan adanya pengaruh pasang surut. Bagian-bagian dari definisi ini sering digunakan oleh Departemen Pertanian, Kehutanan, Pekerjaan Umum dan LIPI. Repprot, 1990, mendefinisikan lahan basah sebagai daerah persawahan, sedangkan Nontji, A. et al. 1986, mendefinisikan sebagai kawasan perairan rendah, perairan rawa yang merupakan peralihan antara lingkungan perairan dan daratan
9
Definisi manakah yang akan kita gunakan ??? Karena Indonesia telah meratifikasi Konvensi Ramsar pada tahun 1992, diikuti dengan pembentukan Komite Lahan Basah Nasional pada tahun 1994, maka dianjurkan agar kita menggunakan definisi yang digunakan oleh Konvensi Ramsar 1971
10
JENIS-JENIS LAHAN BASAH YANG TERMASUK KE DALAM DEFINISI RAMSAR
11
KLASIFIKASI LAHAN BASAH MENURUT DUGAN (1990)
Lahan Basah Berair Asin Kawasan laut Kawasan muara Kawasan laguna Lahan Basah Berair Tawar Kawasan sungai (berair tetap dan tergenang musiman) Kawasan danau (tergenang tetap dan musiman) Kawasan rawa (rawa paya, rawa gambut, rawa berhu-tan semak dan sebagainya)
12
Lahan Basah Buatan Kolam budidaya perikanan (tambak, telaga) Lahan pertanian (sawah, lahan beririgasi) Kolam garam (petak pendulangan garam) Daerah genangan/cekungan akibat aktivitas pertambangan/industri (kolam limbah, tailing dam, lobang galian tambang) Daerah penampungan air (waduk/bendungan, tandon air)
13
Bagitu Pentingkah Lahan Basah ?
Lihat Masa Depan Anak-anak Kita !!!
14
Masih Banyak Yang Belum Sadar Pentingnya Lahan Basah
15
Penggunaan Langsung oleh Masyarakat
MANFAAT LAHAN BASAH SUMBER AIR Penggunaan Langsung oleh Masyarakat
16
Pemasok Air Ke Dalam Akuifer
Dengan lahan basah Tanpa lahan basah Pemasok Air Ke Lahan Basah Lain (misalnya air dari sungai mengisi rawa/kolam/danau)
17
PENGATUR ALIRAN AIR Menyimpan Air Banjir Dengan Lahan Basah Tanpa Lahan Basah
18
Dengan Lahan Basah Tanpa Lahan Basah
19
MENCEGAH INTRUSI AIR ASIN Mencegah Intrusi Air Laut Ke Dalam Air Tanah
Dengan Lahan Basah Tanpa Lahan Basah
20
Mencegah Intrusi Air Laut Ke Dalam Air Permukaan
Dengan lahan basah Tanpa lahan basah
21
PELINDUNG TERHADAP BENCANA ALAM
Melindungi Pantai dan Mengendalikan Abrasi Hutan bakau melindungi pantai dari badai Tanpa hutan bakau pemukiman langsung terkena badai
22
Lahan Basah Dapat Mengendapkan Lumpur
PENGENDAP LUMPUR Lahan Basah Dapat Mengendapkan Lumpur
23
PENAMBAT UNSUR HARA DAN BAHAN BERACUN
Mengikat Bahan Beracun
24
PENGHASIL ENERGI TRANSPORTASI AIR
25
KONSERVASI HABITAT
26
REKREASI DAN PARIWISATA
27
NILAI-NILAI PENTING SOSIAL BUDAYA
PENYERAPAN KARBON MEMELIHARA IKLIM MIKRO MENCEGAH BERKEMBANGNYA TANAH SULFAT MASAM (pada lahan basah gambut)
28
MEMELIHARA PROSES-PROSES DAN SISTEM ALAMI
Dengan lahan basah Tanpa lahan basah
29
LEMBAGA UTAMA YANG TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN LAHAN BASAH (lanjutan)
DEPARTEMEN PEMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Bertanggungjawab pengelolaan air, infrastruktur dan pengairan DEPARTEMEN PERTANIAN Bertanggungjawab terhadap bimbingan teknis pengelolaan komoditi pertanian yang sangat erat dengan lahan basah termasuk perikanan DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Bertanggungjawab masalah program pendidikan dan ilmu pengetahuan tentang lahan basah
30
LEMBAGA UTAMA YANG TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN LAHAN BASAH (lanjutan)
DEPARTEMEN PENERANGAN Bertanggungjawab menyampaikan informasi tentang ilmu lahan basah MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI/BPPT Bertanggungjawab terhadap pengembangan penelitian dan teknologi untuk pengelolaan lahan basah, termasuk tanah dan air DEP. PARIWISATA POS & TELEKOMUNIKASI Mengembangkan wisata di lahan basah, termasuk wilayah pesisir DEP. TRAN & PEMUKIMAN PERAMBAH HTN Perencanaan dan implementasi transmigrasi di lahan basah
31
LEMBAGA UTAMA YANG TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN LAHAN BASAH (lanjutan)
DEPARTEMEN KESEHATAN Bertanggungjawab pada kesehatan umum, khususnya kualitas air MENTERI NEGARA AGRARIA/KETUA BPN Bertanggungjawab pada penyediaan lahan untuk masing- masing kepentingan sesuai dengan rencana tataguna lahan BAKOSURTANAL Kordinasi inventarisasi, pemetaan dan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam sig nasional
32
LEMBAGA UTAMA YANG TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN LAHAN BASAH (lanjutan)
LIPI Kordinasi penelitian MENEG PERENCANAAN PEMBANGUNAN/ BAPPENAS Kordinasi program perencanaan dan pembiayaan pengelolaan lahan basah dan hasilnya MABES ABRI Bertanggungjawab terhadap pengamanan PEMERINTAH DAERAH Bertanggungjawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengawa-san kegiatan pengelolaan lahan basah dalam hal ini BAPPEDA sangat berperan
33
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN LAHAN BASAH
Lahan Basah sebagai kekayaan sumberdaya alam perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam rangka pemanfaatan tersebut perlu adanya suatu prinsip-prinsip pengelolaan. Prinsip-prinsip pengelolaan lahan basah, dapat mengacu pada prinsip-prinsip yang tercantum dalam “global strategy on biological diversity” maupun “strategi nasional pengelolaan keanekaragaman hayati. Prinsip-prinsip pengelolaan lahan basah adalah : * Mengamankan tatanan dan fungsi LB * Mempelajari tipologi, kondisi dan potensi LB * Memanfaatkan secara langsung atau tidak langsung
34
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN LAHAN BASAH
Dalam mengamankan tatanan dan fungsi lahan basah, berarti me-lindungi genetik, species, habitat dan ekosistem dengan cara : Menjaga penurunan kualitas dari komponen-komponen utama eko-sistem Mengembangkan upaya mengelola dan melindungi secara efektip Mengembalikan species-species yang telah hilang ke dalam habitat aslinya Memelihara “genetic bank” secara eksitu, misalnya : kebun raya, kebun binatang dll
35
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN LAHAN BASAH
Dalam mempelajari tipologi, kondisi dan potensi lahan basah berarti melakukan dokumentasi mengenai karakteristik sifat biologis, ekologis dan sosial ekonominya. Dalam memanfaatkan ekosistem lahan basah secara lestari dan seimbang supaya terus dikembangkan dengan teknik-teknik pe-manfaatan yang dapat mempertahankan keberadaan ekosistem.
36
Pendahuluan Anggapan negatif perlu dipertanyakan
Sebagai zona transisi antara dua ekosistem atau lebih, lahan basah memiliki ciri2 khas yang sangat penting dalam proses pertukaran energi & materi yang terjadi antara ekosistem berbatasan. Proses-proses alami, kondisi habitat, keragaman spesies, dan keunikan flora dan faunanya; justeru menjadikan lahan basah sebagai daerah yang kaya akan manfaat baik, secara ekologi, ekonomi maupun sosial budaya.
37
Pendahuluan Fungsi dan Manfaat Lahan basah dapat dikelompokkan:
Sebagai jasa (Manfaat ekologis): menyediakan jasa tertentu Sebagai barang (Manfaat ekonomis): menyedia barang/ benda Sebagai atribut: bernilai dan dihargai karena berhubungan dengan agama dan tatanan sosial masyarakat setempat, dan berguna bagi perkembangan ilmu dan budaya
38
Manfaat Ekologis Sebagai Habitat:
Habitat bagi berbagai spesies flora-fauna bernilai ekonomi dan dilindungi Pengatur Fungsi Hidrologis Pengisi akuifer Pemasok air ke lahan basah lain Memelihara Iklim Mikro Mencegah intrusi air laut Menjaga Kualitas Air Pengendap lumpur Penambat unsur hara Penambat bahan beracun Pencegah Bencana Alam Mencegah banjir Memecah kekuatan gelombang dan arus Menahan badai dan angin Menjaga Sistem dan Proses-Proses Alami Proses dan sistem ekologi, geomorfologi dan geologi Penyerapan karbon Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam
39
Manfaat Ekologis: Sebagai Habitat
Habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna yang bernilai ekonomi. Berdasarkan data Wetlands International, > 179 spesies fauna yang dilindungi (bekantan; badak; tapir; urang utan dan arwana) kehidupannya tergantung pada lahan basah. Padang lamun dan hutan bakau merupakan tempat berkembang biak dan membesarkan anak bagi berbagai spesies ikan, udang dan penyu yang pada masa dewasanya hidup di lautan. Estuaria merupakan tempat berkembang biak dan membesarkan anak bagi udang galah (Macrobracium rosenbergii) yang semasa dewasa hidup di perairan tawar. Tumbuhan air di rawa merupakan tempat yang strategis bagi ikan, seperti gabus-gabusan (Channa striatus, C. micropeltes) untuk menyembunyikan telurnya dari pemangsa.
40
Manfaat Ekologis: Sebagai Habitat
Pada beberapa daerah disepanjang pantai Timur Sumatera; pantai Utara Jawa; Sulawesi dan pulau lainnya, dataran lumpur dan hutan bakau menjadi tempat mencari makan bagi puluhan spesies burung migran (pengembara) yang singgah saat melakukan migrasi dari benua Asia ke Australia dan sebaliknya. Ketersediaan lahan basah pada tempat persinggahan menentukan keberhasilan migrasi burung, sehingga secara langsung mempengaruhi siklus hidup burung-burung tersebut. Mengingat pengaruh perubahan ekosistem ini bersifat global, berbagai negara -termasuk Indonesia- telah sepakat untuk menandatangani Konvensi Bonn, yaitu konvensi pelestarian spesies pengembara.
41
Manfaat Ekologis: Pengatur Fungsi Hidrologis
Pengisi akuifer Lahan basah sbg pemasok air untuk air tanah melalui perpindahan air dari lahan basah permukaan ke sistem akuifer di bawahnya. Air di akuifer dapat bertahan sbg bagian dari air tanah dangkal (< 15 m): menyediakan air bagi kawasan di sekitarnya dan menjaga tinggi permukaan air tanah. cadangan sumber air tanah dalam. Pemasok air ke lahan basah lain. Lahan basah dapat memasok air & mempertahankan keberadaan air pada lahan basah lainnya di daerah tangkapan yang lebih rendah. Contoh: perpindahan air dari sungai ke danau atau rawa serta dari air tanah ke lahan basah lainnya melalui mata air. dalam budidaya perairan: pemasokan air dari sungai/laut ke kolam/tambak.
42
Manfaat Ekologis: Pengatur Fungsi Hidrologis
Memelihara Iklim Mikro Sebagian air hujan yang jatuh ke lahan basah akan dikembalikan ke atmosfir melalui proses evapo-transpirasi. Penguapan lokal berperanan dlm menjaga kelembaban & turunnya hujan. Mencegah intrusi air laut Lahan basah air tawar di pesisir dapat mempertahanan keberadaan lapisan air tanah tawar di daerah pantai dengan cara menahan & menghambat intrusi air laut di lapisan bawah.
43
Manfaat Ekologis: Menjaga Kualitas Air
Pengendap lumpur Jenis tumbuhan, ukuran dan kedalaman air beberapa tipe lahan basah (rawa; hutan payau & dataran banjir) menghambat aliran air. Sifat fisik ini membantu pengendapan lumpur kandungan sedimen berkurang. Penambat unsur hara Unsur hara sering terikat dalam lumpur pengendapan lumpur sekaligus juga penambatan unsur hara. Unsur hara dpt berasal dari berbagai sumber, umumnya dari pupuk yang tercuci, kotoran manusia dan buangan industri.
44
Manfaat Ekologis: Menjaga Kualitas Air
Penambat bahan beracun Banyak bahan beracun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat diantara partikel tanah. Semakin lambat aliran air, semakin cepat proses pengendapan lumpur, demikian pula dengan proses penambatan racun yang terikat dalam lumpur. Beberapa spesies tumbuhan bahkan secara aktif menyerap racun, banyak diantaranya yang mengandung bahan pengikat logam berat. Eceng gondok (Eichornia crassipes), Thypa, dan Phragmites merupakan spesies tumbuhan air yang mampu menyerap logam berat terlarut.
45
Manfaat Ekologis: Pencegah Bencana Alam
Mencegah banjir Menyimpan air (tanah gambut menyimpan air s/d 90% dari volumenya) Menampung limpasan sungai Tumbuhan air menghambat arus Memecah kekuatan gelombang dan arus Hutan bakau; padang lamun dan terumbu karang di daerah pesisir, umumnya memiliki ciri fisik yang mampu mencegah atau mengurangi abrasi di pantai, muara & tepi sungai karena akarnya: dapat mengikat serta menstabilkan substrat dan bahan tetumbuhan di pantai mengurangi energi atau kekuatan dari ombak dan arus serta menyebabkan terjadinya pengendapan atau penangkapan sedimen Menahan badai dan angin Vegetasi lahan basah di kawasan pesisir dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian dan vegetasi alami dari kerusakan akibat badai dan angin
46
Manfaat Ekologis: Menjaga Sistem & Proses-Proses Alami
Proses dan sistem ekologi, geomorfologi dan geologi Perkembangan bentuk tanah daratan seperti sungai, dataran banjir, dan dataran lumpur di pantai. Di lahan basah proses ini meliputi penambahan endapan, erosi, pembentukan gambut, pembentukan sungai dan belokan (meander). Penyerapan karbon Lahan basah bervegetasi (hutan gambut, hutan rawa, hutan bakau) membantu proses penyerapan CO2 di udara melalui proses fotosintesa. Gambut (hasil akumulasi bahan2 organik yang tidak terurai secara sempurna) merupakan endapan karbon. Hutan gambut merupakan pengikat karbon & membantu mencegah pemanasan global. Pembakaran hutan gambut & tanah gambut menyebabkan terjadi pelepasan CO2 dalam jumlah besar ke dalam atmosfir.
47
Manfaat Ekologis: Menjaga Sistem & Proses-Proses Alami
Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam Lahan basah yang terbentuk karena sedimentasi umumnya kaya pirit. Jika terbuka dan terkena udara, maka senyawa pirit akan teroksidasi dan menghasilkan senyawa sulfat yang sangat masam tanah dan air tidak sesuai untuk berbagai keperluan pertanian dan penggunaan lainnya. Air sangat masam yang berasal dari lahan basah yang terbuka atau rusak, akan mengalir keluar & masuk ke aliran sungai kehidupan di dalam perairan sungai terganggu.
48
Manfaat Ekonomis Penghasil Sumberdaya Hayati Penghasil Energi
Sumber Perikanan Hasil pertanian dan Hutan Sumber plasma nutfah Penghasil Energi Sarana transportasi Sarana rekreasi dan pariwisata
49
Manfaat Ekonomis: Penghasil Sumberdaya Hayati
Sumber Perikanan Lahan basah kaya pakan alami serta dapat melindungi ikan2 muda dari pemangsa dan tekanan bbrp sifat fisik perairan. Lahan basah merupakan daerah penghasil ikan yang produktif. Beberapa diantaranya berstatus sebagai spawning ground dan nursery ground, Hasil pertanian dan Hutan Lahan basah penghasil pangan yang sangat penting seperti padi, sagu, dan umbi-umbian. Pada beberapa tempat, misal kawasan Danau Bangkau (Kalsel), pada musim kemarau dataran banjir menjadi lahan tempat membudidayakan tanaman semusim (ubi jalar, jagung dan semangka). Hasil hutan seperti kayu gergajian, kayu bakar dan bahan bangunan dapat dipungut dari hutan gambut, hutan bakau dan lahan basah lainnya. Kayu yang sangat berharga seperti ramin (Gonystylus bancanus), meranti rawa (Shorea spp.) dan keruing rawa (Diptirocarpus spp.) hanya dapat diperoleh dari hutan gambut dan saat ini belum berhasil dibudidayakan di luar habitat aslinya.
50
Manfaat Ekonomis: Penghasil Sumberdaya Hayati
Sumber plasma nutfah Lahan basah kaya akan bbg spesies yang mungkin belum diketahui manfaatnya. Semua ini merupakan sumber plasma nutfah berpotensi meningkatkan hasil pertanian, peternakan dan perikanan. Kemajuan dibidang bioteknologi akan mampu memanfaatkan plasma nutfah tersebut untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan budidaya. Sebagai contoh: Di kawasan Danau Sentarum, Kalbar, ikan hias ekspor Ulang Uli (Botia sp.) yang belum dapat dibudidayakan, sehingga hasilnya sangat tergantung kelestarian Danau Sentarum. Di Nepal, pada rawa yang masih tersisa terdapat tiga spesies padi liar yang menurunkan varitas padi komersial (Davies dkk., 1995). Di Sungai Barito terdapat ikan tapah (Wallago leeri) yang pertumbuhan panjangnya dapat mencapai hampir dua meter dan masih belum dapat dibudidayakan. Pelestarian lahan basah sebagai sumber plasma nutfah sangat penting karena saat ini baru sebagian kecil plasma nutfah yang berhasil dikumpulkan dalam lumbung plasma.
51
Manfaat Ekonomis: Penghasil Energi
Pada bagian hulu sungai dapat dibangun instalasi pembangkit listrik tenaga air. Muara sungai memiliki potensi pembangkit listrik tenaga pasang surut. Briket kayu dan gambut dan arang kayu. Permentasi berbagai jenis tumbuhan penghasil karbohidrat alkohol. Briket gambut mempunyai nilai kalori hingga kkal/kg (Zen, 1993), sehingga sangat sesuai untuk bahan bakar bagi pembangikit listrik atau keperluan rumah tangga. Tetapi karena gambut merupakan sumberdaya yang tidak terbaharukan, pemanfaatan gambut dalam jumlah besar harus dipertimbangkan karena dapat menghilangkan fungsi ekologi hutan gambut.
52
Manfaat Ekonomis: Sarana Trasnportasi
Pada daerah tertentu, spt Kalimantan dan Irian Jaya transportasi air merupakan cara yang paling praktis, mudah dan murah, bahkan mungkin merupakan satu-satunya prasarana transportasi yang tersedia. Contoh transportasi antar desa dalam kawasan Danau Panggang (HSU, Kalsel). Transportasi air juga untuk memasok berbagai kebutuhan sehari2 ke daerah pedalaman dan sebaliknya mengangkut hasil pertanian, hutan, tambang dari daerah produksi ke daerah pemasaran. Contoh: di sepanjang aliran Sungai Barito dan Sungai Negara berkembang istilah “kapal dagang”, yakni kapal yang berperan sebagai “toko” berjalan yang menyinggahi desa-desa yang terdapat di sepanjang kedua sungai tersebut. Setelah semua bahan pokok habis terjual, kapal dagang kembali ke Banjarmasin dengan membawa berbagai hasil hutan atau pertanian.
53
Manfaat Ekonomis: Sarana rekreasi & pariwisata
Lahan basah yang memiliki bentang alam yang indah mempunyai potensi sebagai tempat rekreasi dan wisata. Danau, waduk, air terjun, pantai dan terumbu karang merupakan tempat wisata yang sangat lazim dijumpai pada berbagai daerah. Keinginan untuk melihat lebih dekat kehidupan liar yang penuh tantangan serta pemandangan yang menajubkan, membuat jenis lahan basah yang menjadi tempat reaksi semakin bervariasi; seperti sungai berbatu (riam), rawa, hutan bakau dan hutan rawa gambut. Berkembangnya pusat rekreasi dan wisata di daerah lahan basah akan memberikan pendapatan dan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitarnya
54
Lahan Basah Sebagai Atribut
Kepentingan sosial dan budaya Rumah panggung dan lanting Masyarakat membangun rumah atau pemukiman sesuai dengan sifat-sifat lahan basah bersangkutan. Di Kalimantan dan Sumatera, masyarakat sekitar lahan basah membangun rumah panggung yang disesuaikan dengan tinggi dan sifat pasang surut air. Keterbatasan lahan atau pertimbangan lain ada juga yang bertempat tinggal di lanting (rumah rakit) seperti yang banyak di temukan di kawasan Danau Panggang Kalsel. Upacara keagamaan Pada beberapa daerah, masyarakat menggunakan lahan basah sebagai lokasi kegiatan keagamaan dan adat atau mungkin masyarakat menghargai suatu lokasi karena keyakinan bahwa beberapa peristiwa keagamaan dan adat pernah terjadi disana. Masyarakat di Bali “mengeramatkan” Danau Berantan di Bedugul sebagai tempat untuk melakukan upacara keagamaan.
55
Lahan Basah Sebagai Atribut
Kebudayaan Berbagai kegiatan di lahan basah, seperti menangkap ikan atau memanen hasil hutan, berkembang menjadi budaya yang khas di daerah tertentu: Nelayan tradisional di Danau Sentarum, Kalbar mempunyai aturan tertentu untuk ukuran alat tangkap dan waktu penangkapan ikan. Aturan adat ini terbukti berhasil melestarikan sumberdaya ikan, karena disesuaikan dengan cara hidup & pemulihan populasi masing2 spesies ikan. Masyarakat di Irian dan Maluku memiliki sistem Sasi untuk memanen sumberdaya hutan (kayu & sagu). Sistem sasi adalah aturan yang dibuat masyarakat adat untuk memasuki, mengambil, atau melakukan sesuatu di dalam kawasan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Masyarakat di Kab. Barito Selatan dan Utara mengenal istilah “tuba adat” dalam menangkap ikan. Tuba adat merupakan suatu kegiatan penangkapan ikan di sungai dengan menggunakan racun organik dari tumbuhan tuba. Dengan cara ini maka penangkapan ikan dengan menggunakan racun tuba dilalukan hanya sekali setahun, yaitu pada musim kemarau, sehingga dampak negatifnya terkendali. Penghulu adat telah mengatur jumlah akar tuba yang digunakan sehingga wilayah yang terkontaminasi dapat dibatasi.
56
Lahan Basah Sebagai Atribut
Kebudayaan Nelayan di Pagatan, Kalsel tiap tahun melakukan upacara “Mapadre tasi”, sbg ungkapan terima kasih atas karunia Tuhan YME yang diperoleh dari laut & permohonan agar dalam melakukan kegiatan penangkapan selalu terhindar dari malapetaka. Masyarakat Danau Bangkau, Kalimantan Selatan menyelenggarakan upacara “mamalas danau” untuk tujuan yg sama dgn mapandre tasi.
57
Lahan Basah Sebagai Atribut
Sarana penelitian dan pendidikan Lahan basah: subyek yang menarik bagi berbagai ilmu pengetahuan, seperti biologi, ekologi, limnologi, oseanologi, geologi, geomorfologi, bahkan sosial dan budaya. Setiap jenis lahan basah mengandung beberapa contoh spesies flora dan fauna, komunitas, habitat dan proses ekologi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan dan penelitian. Di lahan basah ditemukan bukti-bukti mengenai proses2 yang terjadi dimasa lampau & sekarang, dan menampakkan ciri2 sejarah geomorfologi yang bisa memberikan pengertian yang lebih baik tentang berbagai hal misalnya pembentukan bumi dan proses evolusi. Lahanbasah digunakan untuk meneliti kecenderungan yang terjadi pada lingkungan global dalam jangka waktu yang sama. Kondisi sos-ek-bud masyarakat sekitar lahan basah spt sistem perikanan, pertanian, kondisi masyarakat, dan budaya merupakan subyek penting untuk dipelajari/diteliti guna mengetahui bbg cara pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan (kearifan ekologi)
58
Lahan Basah Air Tawar Kawasan Riverin Kawasan Lakustrin
Air terjun Sungai Anak sungai Dataran banjir (musiman maupun permanen) Delta yang terbentuk di sungai. Saluran irigasi Kawasan Lakustrin Danau dan sejenis Waduk dan sejenis Kawasan Palustrin Hutan Rawa Gambut Hutan Rawa Air Tawar Rawa Padang (Rawa Tanpa Hutan) : Rawa herba, Rawa-rawa rumput , Rawa gambut permanen
59
Kawasan Riverin Kawasan riverin: habitat air tawar yang terbentuk dari aliran permukaan yang berasal dari hujan atau mata air; dan terdapat serta mengalir dalam suatu saluran, yang alami atau buatan; serta lingkungan sekitarnya yang masih dipengaruhi pasang surut badan air tersebut. Lahan basah riverin mencakup: Sungai Air terjun Anak sungai Dataran banjir (musiman maupun permanen) Delta yang terbentuk di sungai. Saluran irigasi
60
Fungsi dan Manfaat Secara garis besar fungsi sungai dapat dikelompokkan menjadi: Fungsi fisik: Menampung kelebihan air pada saat hujan, Sumber energi: Pembangunan kincir air untuk menggerakan pompa air atau lainnya; pembangunan waduk untuk PLTA. Fungsi biologis: Sebagai habitat berbagai jenis hewan dan tumbuhan, Sebagai tempat mencari makan bagi berbagai jenis ikan. Fungsi komersial: Rekreasi, Penghasil ikan, Lahan budidaya: Karamba; jaring apung; pen-culture. Sarana transportasi
61
Kawasan Lakustrin Kawasan lakustrin pada umumnya berair tawar, kecuali beberapa danau berair asin yang tidak mempunyai hubungan dengan air laut. Berdasarkan ukuran dan kondisi airnya, pengertian danau dalam bahasa Indonesia sering dibedakan menjadi danau, telaga, tasik, situ, lebak, dan lubuk. Kolam yang luasnya kurang dari 8 ha, dikelompokan sebagai danau dangkal Badan air dengan kedalaman kurang dari 2 meter, tetapi dengan penutupan vegetasi kurang dari 10% juga tergolong danau dangkal.
62
Fungsi dan Manfaat Secara garis besar fungsi danau dapat dikelompokkan menjadi: Fungsi fisik: Sumber air untuk berbagai keperluan, Mengatur tata air dan mengendalikan banjir, Menampung sedimen, unsur hara dan bahan pencemar, Sumber energi (PLTA). Fungsi biologis: Sebagai habitat berbagai jenis hewan dan tumbuhan, Sebagai tempat mencari makan bagi berbagai jenis ikan. Fungsi komersial: Rekreasi, Penghasil ikan dan beberapa tanaman bermanfaat, Lahan budidaya: Karamba; jaring apung; pen-culture. Sarana transportasi
63
Kawasan Palustrin Rawa merupakan istilah yang digunakan untuk semua daerah yang tergenang air baik secara musiman atau permanen dan ditumbuhi vegetasi. Air yang menggenangi rawa dapat bersifat asin, payau atau tawar. Gerakan air biasanya terbatas dan bersifat musiman Rawa mungkin ditumbuhi oleh pohon, semak, herba berdaun lebar, rumput-rumputan, lumut dan lumut kerak, yang menutupi lebih dari 10% luas permukaannya.
64
Macam Rawa Pengaruh pasang surut Rawa pasang surut :
dijumpai di daerah pesisir umumnya dipengaruhi oleh pasang surut Dapat berair asin Rawa non-pasang surut di daratan yang jauh dari pantai, Tidak dipengaruhi oleh pasang surut di dekat sungai atau lahan basah lainnya umumnya berair tawar. lazimnya terletak di daratan atau dikelilingi daratan
65
Macam Rawa Vegetasi Utama
Ditinjau dari komunitas tumbuhan yang dominan rawa dapat dibedakan menjadi berbagai tipe antara lain rawa nipah, rawa sagu, dan rawa galam Substrat di daerah rawa secara umum dapat dibedakan menjadi tanah aluvial dan tanah gambut
66
Macam Rawa Hutan rawa Rawa tak berhutan Hutan rawa gambut
Hutan rawa non-gambut (terutama hutan rawa air tawar) Rawa tak berhutan Lebak (dataran banjir) Non-lebak (tipe rawa tanpa hutan yang lain)
67
Fungsi dan manfaat Fungsi fisik: Fungsi biologis: Fungsi komersial:
Mengatur aliran air Penyimpan air dan pemasok air ke lahan basah lain, Sebagai endapan karbon Sumber energi. Fungsi biologis: Sebagai habitat berbagai jenis hewan dan tumbuhan, Sumber plasma nutfah. Fungsi komersial: Lahan budidaya tanaman, Sumber hasil hutan dan perikanan, Media persemaian
68
Lahan Basah Kawasan Laut
Lahan basah di kawasan laut meliputi daerah pasang surut, dengan kadar garam lebih dari 30 ppm dan tidak ditumbuhi vegetasi yang dapat berdiri tegak (Larson dkk., 1989). Lahan basah ini terdiri atas perairan laut yang terletak di atas paparan benua dan sepanjang garis pantai terbatas pada pengaruh pasang surut.
69
Padang Lamun Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.
70
Fungsi dan Manfaat Secara garis besar fungsi padang lamun dapat dikelompokkan menjadi: Fungsi fisik: Melindungi garis pantai gelombang dan arus, Memperlambat arus sehingga sedimen mengendap, Melindungi terumbu karang yang rentan terhadap sedimen. Mendaur ulang unsur2 hara penting seperti N dan P. Fungsi biologis: Sebagai nursery area & spawning ground ikan dan hewan lain, Habitat utama duyung (Dugong dugong) (pemakan lamun seperti Halodule sp., Halophila sp., dan Enhalus acoroides). Fungsi komersial: Penghasil ikan dan hewan lainnya, Bahan makanan tambahan, misal buah Enhalus acoroides, Penghasil bahan kosmetik dan pakan ternak
71
Terumbu Karang Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hew an karang Terumbu karang terbentuk oleh jutaan hewan mungil yang disebut polip. Setiap polip memiliki rangka luar berkapur yang keras untuk melindungi tubuhnya yang lunak. Ketika polip mati, rangka luarnya yang keras menumpuk selama bertahun tahun membentuk jaringan terumbu karang yang besar
72
Fungsi dan Manfaat Secara garis besar fungsi terumbu dapat dikelompokkan menjadi: Fungsi fisik: Melindungi garis pantai dari gelombang dan arus Fungsi biologis: Sebagai daerah asuhan (nursery ground) dan berkembang biak berbagai jenis ikan dan hewan lain, Sebagai habitat berbagai jenis vegetasi akuatik Fungsi komersial: Rekreasi (wisata bahari); Penghasil ikan dan ganggang laut.
73
Lahan Basah Kawasan Estuarin
Estuarin/kuala/ muara sungai: lahan basah pasang surut, umumnya sebagian atau setengahnya tertutup daratan, tetap mempunyai hubungan dgn laut terbuka Di muara sewaktu2 terjadi percampuran air laut dgn air tawar sehingga airnya menjadi payau Kawasan muara sungai meliputi muara sungai dan delta, hutan bakau dekat muara, dan dataran lumpur atau pasir Tempat dimana air tawar dari sungai bertemu dengan air laut dari laut/samudera Merupakan ekosistem paling produktif di permukaan bumi Sumber jaringan makanan (food web) yang berasal dari konversi energy matahari menjadi energi makanan oleh tumbuhan rawa pantai. Habitat bagi berbagai tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan estuarin yang spesifik Habitat kritis bagi hewan tertentu, khususnya pada tahap kehidupan tertentu (misal bagi telur atau larva)
74
Pengertian Estuaria Aestuarium: Latin for "tidal“
Estuari: Perairan pantai semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka, dimana air laut diencerkan oleh air tawar yang mengalir dari daratan (Pritchard, 1967) Karateristik: Sangat dipengaruhi pasang surut Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut.
75
Fungsi dan Manfaat Fungsi fisik: Fungsi biologis: Fungsi komersial:
Mempercepat pembentukan delta yang subur, Memerangkap unsur hara (nutrient trap). Fungsi biologis: Sebagai habitat berbagai jenis ikan dan hewan lain, Sebagai daerah asuhan (nursery ground) dan berkembang biak berbagai jenis ikan dan hewan lain. Fungsi komersial: Penghasil ikan yang sangat penting.
Similar presentations
© 2025 SlidePlayer.com Inc.
All rights reserved.