Presentation is loading. Please wait.

Presentation is loading. Please wait.

MURAMNYA WAJAH RISET INDONESIA FAKTA & DATA.  Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif,

Similar presentations


Presentation on theme: "MURAMNYA WAJAH RISET INDONESIA FAKTA & DATA.  Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif,"— Presentation transcript:

1 MURAMNYA WAJAH RISET INDONESIA FAKTA & DATA

2  Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.  Riset digunakan untuk melakukan penyelidikan intelektual atas sebuah persoalan, fakta maupun peristiwa yang terjadi. Hasil penyelidikan intelektualnya itu, kemudian disebut dengan Ilmu pengetahuan (sains dan teknologi).

3  Ilmu pengetahuan tidak pernah mandul dalam upaya memberikan manfaatnya pada dunia termasuk Indonesia. Seakan Ilmu pengetahuan adalah pisau analisa yang mampu merobek misteri yang sukar sekalipun dijelaskan dengan logika telanjang.  Ilmu pengetahuan amat erat kaitannya dengan riset, hingga antara ilmu pengetahuan dan riset tidak dapat dipisahkan. Sebab, ilmu pengetahuan lahir dari sebuah riset. Hal tersebut, yang membuat llmu pengetahuan dapat memberikan manfaatnya dengan tepat.

4  Diakui atau tidak, kondisi riset di tanah air masih terbilang memprihatinkan. Aktifitas riset pun dinilai masih amat terbatas. Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) juga masih tertinggal dari negara-negara lain. Begitu besar urgensi riset dalam menentukan maju serta berkembang tidaknya suatu Negara.

5 PERINGKAT RISET INDONESIA DI DUNIA

6  Terdapat sebuah portal yang menghitung data penelitian berdasaarkan publikasi ilmiah yang terekam di basis data Scopus yaitu Scimago.  Menurut portal tersebut, jumlah penelitian yang terekam dalam kurun waktu tahun 1996 sampai 2014, tercatat ada 32.355 publikasi ilmiah Indonesia yang dihasilkan.  Dengan angka tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-57 dari total 239 negara yang terdaftar di Scimago, dengan AS berada di peringkat teratas (8.626.193 publikasian).

7  Jumlah karya penelitian Indonesia tersebut kalah jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Singapura yang jumlah publikasi ilmiahnya sebanyak 192.942 dan berada di peringkat ke-32, Malaysia (153.378; 36) dan Thailand (109.832; 43).  Jika tidak meningkatkan produktivitas penelitiannya, bukan tidak mungkin Indonesia akan disalip oleh Vietnam yang dalam kurun waktu sama telah menghasilkan 24.473 publikasi ilmiah (peringkat ke-66).

8 FAKTOR PENGHAMBAT PRODUKTIFITAS RISET

9  Indonesia masih memiliki berbagai masalah tentang pelaksanaan riset sendiri. Masalah-masalah yang ada cukup urgent untuk diselesaikan demi kelancaran pembangunan negara; hal itu akan memengaruhi kualitas, penerapan, serta output dari riset yang Indonesia miliki.  Secara garis besar setidaknya ada 3 faktor penghambat.

10  Anggaran riset Indonesia  Selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir, Indonesia hanya menganggarkan 0.08% dari pendapatan domestik bruto (PDB) untuk keperluan penelitian dan riset.  Menurut Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lukman Hakim, negara yang sukses membangun ekonomi adalah negara dengan rasio anggaran riset minimal satu persen – seperti negara-negara di Asia lainnya – dari PDB Singapura, yang lebih lama merdeka dari Indonesia dalah negara yang menganggarkan PDBnya paling tinggi di kawasan Asia Tenggara dengan 2.43%, Malaysia dengan 0.63% berada di posisi kedua.  Di kawasan Asia, Indonesia berada di posisi ke-11, bahkan tertinggal dari Kuba yang berada di peringkat 59.

11 2. Jumlah peneliti masih belum ideal,  Jumlah peneliti yang ada saat ini, dianggap jauh dari jumlah ideal sehingga perlu adanya terobosan untuk segera memenuhi jumlah ideal. Saat ini, Secara umum jumlah peneliti Indonesia memang masih kurang, jika dibandingkan dengan negara lain dan dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan, sebagai contoh, negara maju seperti Amerika Serikat yang memiliki 3.000 peneliti per satu juta penduduk. Atau Korea Selatan yang memiliki 4.000 peneliti per satu juta penduduknya.  "Rasio peneliti di Indonesia hanya 34 peneliti per satu juta penduduk.  Dengan jumlah penduduk Indonesia di atas 250 juta jiwa, saat ini jumlah peneliti Indonesia baru sekitar 9.000-an peneliti aktif.

12  Idealnya, Indonesia membutuhkan 200 ribu peneliti di berbagai bidang agar bisa bersaing dengan negara lain.  Disisi lain peneliti asing terus meningkat. jumlah tren penelitian yang melibatkan peneliti asing terus meningkat saat ini.  Selama periode 2000-2014 terus naik. Dari 216 izin penelitian, kemudian merangkak menjadi 309 izin penelitian pada 2006 dan menjadi 512 izin pada 2014.  Untuk negara asal peneliti asing ini Jepang menurun, Tiongkok (Cina) meningkat,tetapi paling banyak adalah Amerika serikat, Jepang, Perancis, Jerman lalu.

13 3. Tidak Fokus dan Prioritas  kegiatan riset di Indonesia kehilangan fokus atau prioritas. Fokus atau prioritas dalam melakukan riset ini sangat penting, terlebih dengan keterbatasan dana yang kita miliki.  Selama ini hasil riset yang telah dilakukan sebagian besar tak bermanfaat dan kurang diminati. Sehingga pembuat kebijakan pun cenderung mencari dari luar dan yang pasti lebih sesuai dengan kebutuhannya.

14 4. Kualitas penelitian yang dihasilkan.  secara kualitas riset Indonesia pun masih jauh dari harapan. Masih menggunakan data Scimago periode tahun 1996 sampai 2014, dengan dasar h-index sebagai ukuran kualitas penelitian, Indonesia ternyata menempati urutan ke-58 (h-index: 140) dari total 239 negara, dengan AS menduduki peringkat pertama (h-index: 1.648).

15 APA YANG HARUS DI LAKUKAN?

16 Pertama, Tentu saja pemerintah harus menyediakan dana yang cukup bagi riset di Indonesia. Baru di pemerintahan Jokowi-Jk pemerintah dianggap memandang serius dan memprioritaskan riset di Indonesia. Terbukti perubahan nomenklatur yang menggabungkan kementrian Riset, teknologi dan pendidikan tinggi. Dengan itu harapannya pemerintah cepat atau lambat sepatutnya akan memenuhi kebutuhan anggaran biaya riset di Indonesia.

17  Sebagai contoh, meniru kesuksesan penyelenggaraan beasiswa pendidikan melalui lembaga pengelola dana pendidikan (LPDP), perlu dipertimbangkan adanya lembaga khusus serupa LPDP yang berupa badan layanan umum untuk mengelola, mengembangkan, dan menyalurkan dana riset untuk kepentingan nasional.  Badan ini memiliki kewenangan untuk mengelola, memberikan dana penelitian khusus untuk menjawab beragam agenda permasalahan bangsa, tanpa harus terbentur birokrasi penganggaran negara seperti lazimnya pendanaan yang dikeluarkan lewat kementerian.

18 Kedua, Peningkatan kesejahteraan peneliti. gaji peneliti di indonesia hanya sekitar 6 juta per bulan. Di luar negeri, tawaran gaji bisa mencapai 50-70 juta sebulan. Singkat kata gaji para peneliti di Indonesia kecil dan minim, serta produk ciptaan para peneliti kurang dihargai, hal ini dapat dilihat dari kurang maksimalnya pemerintah dalam memberikan ruang gerak kepada para peneliti untuk mempromosikan hasil penelitiannya. Hal ini, kelak menjadi salah satu untuk memacu minat peneliti di Indonesia yang pada akhirnya jumlah peneliti di Indonesia Ideal atau paling tidak mendekatinya.

19 Ketiga, riset di Indonesia idealnya harus fokus dan berprioritas pada kebutuhan masyarakat maupun Industri. Jika tidak daya kemanfaatan pada hasil riset minim karena riset yang dilakukan tidak fokus dan masyarakat tidak membutuhkannya. Menurut data yang ada di Kemristek hasil riset yang benar- benar bisa diterapkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat hanya sekitar 25 persen setiap tahunnya.

20  Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), yang disusun Kemristekdikti sebagai panduan peta kerja teknis bagi seluruh pemangku kepentingan nasional dalam tahap perencanaan sampai evaluasi, khususnya terkait dengan anggaran.  Dalam RIRN tersebut hal teknis yang menyulitkan harus di segera diperbaiki supaya tidak menjadi kendala.

21 Kempat, Mau tidak mau perguruan tinggi atau lembaga periset lainnya di Indonesia harus dipacu kuantitas dan meningkatkan kualitas hasil penelitiannya, sehingga kemudian layak dilirik oleh para pengambil kebijakan publik. Cukup banyak upaya yang telah dirintis dan dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi di bawah Kementerian Pendidikan Nasional (dulu) dan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (kini) untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas riset perguruan tinggi nasional.

22 MURAMNYA WAJAH RISET INDONESIA INFORMASI

23 PENGANTAR Menulis Karya Ilmiah

24 PUBLIKASI ILMIAH “Ada banyak hal yang menunggu untuk ditulis. Dan di setiap langkah anda, anda melihat hal tersebut”

25 JURNAL ILMIAH PENELITIAN  Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain.  Dalam literatur lain, disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau ada juga yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kriteria ilmiah.

26 PEMBAHASAN Menulis Karya Ilmiah

27 PENUTUP  Riset atau penelitian merupakan tolok ukur bagi majunya peradapan suatu bangsa. Oleh karena itu, pemerintah tidak boleh memandang remeh terhadap riset karena masa depan indonesia ada padanya.  Pada intinya peningkatan kuantitas dan kualitas riset merupakan hal yang wajib dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat, bersinergi dengan industri maupun pembuat kebijakan.  Riset harus mampu menjawab problematika yang ada dimasyarakat dan dunia industri tanah air, serta memberikan pertimbangan dan masukan kepada pembuat kebijakan untuk melahirkan kebijakan berbasis riset atau penelitian bukan berbasis politis dan pesanan kelompok tertentu.

28 SEMOGA BERMANFAAT Sekian dan Terima Kasih


Download ppt "MURAMNYA WAJAH RISET INDONESIA FAKTA & DATA.  Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif,"

Similar presentations


Ads by Google