1. SHOLAT TAHAJUD, WITIR, HAJAT, DAN SUBUH SEBAGAI PENYEJUK HATI Oleh Syamsul Huda onveying better future C

2. AJARAN SYARI’AH ISLAM  Perspektif hukum → legal formal  Perspektif Sufisme → hakikat onveying better future C

3. SHOLAT: MI’RAJU L-MU’MININ  Takbirat l-Ihrah  Salam (assalàmu’alaikum warahmatu l-lòhi wa barokátuh) → dimensi sosal.  Dampaknya → mecegah prilaku keji dan kemungkaran → berdampak pada orang lain. onveying better future C

4. Dasar Teologis           Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka beribadahlah kepada Ku dan dirikanlah shalat untuk mengingat kepada Ku. QS, Thaha, 20:14 MENGAPA SHOLAT ?          Dialah yang (ekspresikan) shalat kepada kamu dan malaikat-Nya, agar supaya kamu keluar dari kegelapan menuju cahaya (terang- benerang). Al-Ahzab, 33:43.

5. SHOLAT NAWAAFIL SSholat Tahajud SSholat Witir SSholat Tasbih SSholat hajat onveying better future C

6. DASAR TEOLOGISNYA               dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudla kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. QS. Al-Isra, 17: 79 “Hambaku senantiasa mendekatkan diri kepada Ku dengan perbuatan-perbuatan (nawafil)hingga Aku cinta kepadanya. Orang yang Kucintai menjadi telinga, mata, dan tangan Ku” ( Hadis Qudsi ). onveying better future C

7. BERTAUHID dalam PERSPEKTIF CINTA (Mahabbah)  Memeluk kepatuhan pada Tuhan dan membenci sikap melawan kepadaNya;  Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi;  Mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali dari diri yang dikasihi.  Tujuannya ingin dekat dengan Tuhan onveying better future C

8. Menjadi Peribadi Istiqomah  Teguh hati  Taat asas atau konsisten  Kemantapan → stabil dan dinamis. onveying better future C

9. Dilukiskan dalam Al-Qur’an ttg Sikap Istiqamah                    Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka(istiqamah), Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". QS. Fusshilat, 41:30 

10. Orang yang mencapai tingkat istiqomah ia tidak akan goyah, apalagi takut, ia hidup dinamis, berjalan di atas kebenaran demi kebearan, untuk sampai akhirnya kembali kepada Tuhan, Sang Kebenaran Mutlak. Dan kesadaran akan hidup menuju Tuhan itulah yang akan memberi kebahagiaan sejati, sesuai janji Tuhan. Semakin dekat dengan Tuhannya akan semakin tak terhingga kebahagiaan dalam kehidupannya onveying better future C

11. TERIMAKSIH C